Banjarbaru (ANTARA) - Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin menyerahkan tanda kehormatan Satyalencana Kebaktian Sosial kepada 17 pegiat sosial pada puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2019 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat.

"Selamat kepada para penerima anugerah, baik unsur masyarakat umum maupun kepala daerah atas kepeduliannya yang tinggi terhadap masalah kesejahteraan sosial," kata Wakil Presiden (Wapres) usai menyerahkan penghargaan Satyalencana Kebaktian Sosial dari Presiden Joko Widodo kepada para pegiat sosial.

Penerima anugerah Satyalencana Kebaktian Sosial di antaranya Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Wali Kota Payakumbuh Riza Pahlevi, Bupati Pohuwato Syarif Mbuinga, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, dan Dewan Pembina Yayasan Surya Kebenaran Internasional (YSKI) Medan R Bambang Jonan.

Satyalencana Kebaktian Sosial juga diberikan kepada Sri Rossyati dan Sri Irianingsih dari Yayasan Sanggar Kartini Ibu Guru Kembar DKI Jakarta, tokoh masyarakat Tanjung Pinang Rudi Chua, Michael Leksodimulyo pendiri Yayasan Pondok Kasih Surabaya, dr Yusuf Nugraha pendiri Klinik Harapan Sehat Kabupaten Cianjur, dan dr. Lie Augustinus Dharmawan pendiri Yayasan Dokter Peduli DKI Jakarta.

Dokter dan pekerja sosial di Semarang, DR. dr. Budi Laksono; pendiri panti rehabilitasi penyandang disabilitas mental Yayasan Al-Fajar Berseri Kabupaten Bekasi, Marsan Susanto​​​​; dan penyandang difabel yang sukses menjadi perajin keset dari Kebumen, Jawa Tengah, Irma Suryati juga menerima penghargaan itu.

Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin dan Menteri Sosial Juliari P Batubara saat menghadiri puncak Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional 2019 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat (20/12/2019). (ANTARA/Firman)

Wapres mengatakan, HKSN diperingati setiap tahun untuk membangkitkan ingatan kolektif seluruh elemen masyarakat mengenai pentingnya nilai-nilai kesetiakawanan sosial sebagai modal sosial dalam membangun masyarakat yang lebih sejahtera.

"Setiap manusia harus mampu menerapkan nilai dasar dalam pikiran untuk peduli dan saling berbagi dengan dilandasi kerelaan, kesetiaan, kebersamaan, kesetaraan untuk meningkatkan harkat dan martabat serta harga diri sebagai warga negara Indonesia," katanya.

Menurut Ma’ruf Amin, ada dua persoalan bangsa Indonesia yang seharusnya bisa diatasi dengan kesetiakawanan sosial, yakni kemiskinan dan intoleransi.

"Perbedaan adalah keniscayaan. Makanya peran kesetiakawanan sosial menjadi sangat penting membantu mengikis sikap intoleransi untuk memahami manusia yang menghargai perbedaan," katanya.

Kemiskinan dan ketimpangan, ia melanjutkan, mestinya juga bisa diturunkan dengan kesetiakawanan sosial yang kuat.

"Belajar dari kasus konflik sosial, faktor dominan dikarenakan adanya ketimpangan ekonomi yang sangat lebar antar masyarakat," katanya.

​​​​​​​Menteri Sosial Juliari P. Batubara dalam laporannya mengatakan bahwa kesetiakawanan sosial pada masa kini adalah instrumen gerakan berbagi oleh dan untuk masyarakat.

"Dalam HKSN kali ini, kita tumbuhkan gerakan penguatan kesetiakawanan sosial dengan pembudayaan kesetiakawanan, pembinaan karakter, bulan bakti, persemaian budaya hingga aksi sosial. Upaya ini selanjutnya menjadi garis kebijakan nasional sebagai implementasi gerakan seluruh Indonesia," katanya.

"Dengan tema kesetiakawanan menembus batas, kita gelorakan terus semangat sukarela, kesetiaan untuk berkorban, dan keinginan untuk membantu tanpa melihat latar belakang apapun," katanya.​​​​​​​

Baca juga:
Wapres: Kesetiakawanan sosial berperan mengikis sikap intoleran
Rp94 miliar disalurkan selama kegiatan HKSN 2019

Pewarta: Firman
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019