Persaingan makin besar di mana negara-negara lain pun juga berinovasi untuk komoditas perkebunan
Jakarta (ANTARA) - Teknologi dan inovasi terus berkembang, termasuk pada komoditas perkebunan oleh karena itu sektor perkebunan di Indonesia dituntut selalu berinovasi karena jika tidak maka akan dikalahkan oleh negara lain.
Praktisi perkebunan, DR Karyudi di Jakarta, Jumat mengatakan saat ini Indonesia terus dibayang-bayangi oleh negara lain yang juga sebagai penghasil komoditas perkebunan.
Dia mengatakan, untuk beberapa komoditas perkebunan seperti kelapa sawit, lada, pala Indonesia masih mampu bertahan sebagai produsen terbesar dunia. Namun beberapa komoditas lain seperti kopi dan kakao sejumlah negara sudah menggungguli Indonesia.
Bahkan untuk komoditas gula, tambahnya, Indonesia yang dulu dikenal sebagai negara pengekspor kini justru sebagai importir bahan pemanis itu.
"Persaingan makin besar di mana negara-negara lain pun juga berinovasi untuk komoditas perkebunan," katanya dalam acara BUN Award 2019 yang diselenggarakan oleh Media Perkebunan.
Terkait hal itu, Karyudi menilai penganugerahan penghargaan Bun Awards 2019 diharapkan mampu memotivasi para pelaku perkebunan untuk melakukan inovasi serta mengikuti perkembangan teknolodi guna meningkatkan daya saing sektor perkebunan Indonesia.
Sementara itu, Ketua Forum Pengembangan Perkebunan Strategis berkelanjutan (FP2SB), Achmad Manggabarani mengatakan, saat ini sektor perkebunan menjadi salah satu penyumbang terbesar bagi devisa nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistis (BPS) dan Kementerian Perindustrian menunjukkan, tambahnya, 10 penyumbang devisa terbesar di Indonesia pada tahun 2017 yang berada pada urutan pertama yaitu dari ekspor komoditas perkebunan kelapa sawit, sebesar Rp239 triliun.
Selanjutnya baru diikuti, Jasa Pariwisata (Turis Asing) senilai Rp190 triliun, ekspor tekstil Rp159 triliun, ekspor migas Rp170 triliun, ekspor batubara Rp150 triliun,
Kemudian jasa TKI Rp140 triliun, ekspor elektronik Rp80 triliun, ekspor hasil kayu Hutan Rp70 triliun, ekspor karet senilai Rp65 triliun, ekspor sepatu dan sandal Rp60 triliun.
"Melalui BUN Award ini diharapkan bisa menciptakan generasi milenial yang mampu meningkatkan kinerja perkebunan lebih baik lagi, baik dari sisi ekspor ataupun produktivitas," ujar mantan Dirjen Perkebunan itu.
Ajang penganugrahan BUN AWARD 2019 itu memberikan penghargaan Tokoh SDM Perkebunan kepada Dr Purwadi MS, kemudian Tokoh Inspiratif Perkebunan Ir Gamal Nasir MS dan Tokoh Motivator Perkebunan oleh Ir Achmad Manggabarni, MM.
Baca juga: Industri 4.0 potensial pacu daya saing hasil perkebunan
Baca juga: Kementan dorong lahirnya inovasi sektor perkebunan
Pewarta: Subagyo
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019