Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, makin tenggelam untuk berada di level terendah sejak 15 Juni 2006. IHSG BEI ditutup melemah 92,340 poin atau 6,91 persen menjadi 1.244,864, level ini terendah sejak penutupan 15 Juni 2006 di 1.249,160 atau turun jauh dari level tertinggi yang pernah dicapai 2.830,262 pada 9 Januari 2008. Sedangkan indeks LQ45 terkoreksi 20,943 poin atau 8,20 persen ke posisi 234,533, yang merupakan level terendah sejak 30 November 2005 yang ditutup di 237,333 atau turun jauh dari level tertingginya di 621,125 pada 11 Desember 2007. Analis Riset PT BNI Securities Muhammad Alfatih, kepada ANTARA di Jakarta, mengatakan, penurunan indeks ini lebih disebabkan masalah likuiditas, sehingga sentimen positif dari laporan keuangan tak bisa menahan indeks BEI dari tren penurunan. "Masalah likuiditas pasar ini membuat para pelaku pasar menarik dana kasnya, sehingga indeks BEI semakin tertekan," kata Fatih. Penurunan indeks ini kembali terseret arus turunnya bursa regional, seperti bursa Hong Kong dengan indeks Hang Seng yang terkoreksi 1.142,11 poin atau 6,53 persen ke 12.618,37, indeks Nikkei 225 di bursa Tokyo melemah 811,90 poin atau 9,60 persen ke level 7.649,08 dan indeks Straits Times di bursa Singapura yang turun 145,39 poin atau 8,33 persen ke posisi 1.600,28. Situasi ini yang membuat saham yang diperdagangan didominasi yang turun sebanyak 169 dibanding yang naik hanya 16 efek, sedangkan 29 tidak berubah harganya dan 246 tidak aktif ditransaksikan. Penurunan indeks BEI dipimpin turunnya berapa saham-saham unggulan, diantaranya Antam yang terkoreksi Rp100 menjadi Rp940, Bank BRI turun Rp350 ke posisi Rp3.275, Telkom anjlok Rp650 ke level Rp5.900, Gas Negara negatif Rp140 ke Rp1.350, Tambang Batubara Bukit Asam terkikis Rp500 ke harga Rp4.600, Bank Mandiri melemah Rp160 ke Rp1.480 dan Astra Internasional turun Rp1.000 ke level Rp9.000. Posisi investor asing "net sell", dimana posisi beli asing hanya 168,544 juta saham (Rp306,334 miliar) dibanding posisi jual yang mencapai 317,929 juta saham (Rp609,559 miliar).(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008