Mungkin kami akan lakukan survei tahun depan untuk melihat bagaimana pola perpindahan penumpang antarmoda ini. Komponen indikator kami ada dua, yaitu yang sudah menggunakan transportasi publik dan yang baru. Survei awal kami, banyak pengguna baru yan

Jakarta (ANTARA) - Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta terus mencatatkan peningkatan jumlah penumpang sejak beroperasi April lalu, di mana jumlahnya mencapai hingga 94 ribu penumpang per hari.

Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar dalam paparan di Jakarta, Kamis, mengatakan hingga 18 Desember 2019, rata-rata jumlah penumpang moda transportasi itu mencapai 94.785 penumpang per hari, naik signifikan dibanding capaian November sebanyak 89.327 penumpang per hari.

“Ada dua faktor yang membuat kenaikan (di bulan Desember) itu, pertama karena mulai berlakunya kartu multi trip (MTT) dan karena cuaca. Masyarakat saat hujan pilihan transportasinya adalah MRT. Jadi hujan membawa berkah dan kesibukan bagi kami,” katanya.

Ke depan, William berharap peningkatan itu menjadi sinyal positif agar masyarakat bisa beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.

Selain berinovasi dengan memberikan layanan kartu multi trip hingga tiket dengan QR Code yang sebentar lagi diluncurkan, MRT juga bekerjasama dengan sejumlah pihak untuk menyediakan kantung parkir.

“Salah satu contoh, dengan pihak Gelora Bung Karno kami kerja sama untuk memanfaatkan Parkir Timur Senayan untuk tempat parkir,” katanya.

Sejak beroperasi pada 1 April lalu, MRT Jakarta telah mengangkut 22,4 juta penumpang (hingga 18 Desember). Hingga akhir tahun, William memprediksi jumlahnya akan mencapai 23,7 juta penumpang hingga 24 juta penumpang.

Ketepatan waktu tempuh kereta per lintas, ketepatan waktu berhenti di stasiun serta ketepatan waktu kedatangan kereta di stasiun berada di atas 99 persen.

Meski mengalami peningkatan jumlah penumpang yang signifikan, William mengaku tak bisa memastikan kenaikan tersebut berasal dari penumpang yang beralih dari kendaraan pribadi atau penumpang dari moda transportasi lain.

Namun, banyaknya fasilitas park and ride yang kini melebihi kapasitas menjadi salah satu indikator semakin banyaknya masyarakat yang beralih dari kendaraan pribadi ke moda transportasi massal itu.

“Mungkin kami akan lakukan survei tahun depan untuk melihat bagaimana pola perpindahan penumpang antarmoda ini. Komponen indikator kami ada dua, yaitu yang sudah menggunakan transportasi publik dan yang baru. Survei awal kami, banyak pengguna baru yang selama ini belum naik transportasi umum,” jelasnya.

Baca juga: MRT Jakarta pastikan luncurkan tiket QR Code sebelum pergantian tahun

Baca juga: MRT Jakarta perpanjang layanan hingga 02.30 malam Tahun Baru


Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019