Penguatan rupiah didukung oleh pasokan valas dari para eksportir dan aliran masuk modal asing yang tetap berlanjut ...

Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan sebesar 2,9 persen sejak awal 2019 karena membaiknya kinerja neraca pembayaran.

Perry di Jakarta, Kamis, mengatakan neraca pembayaran itu dipengaruhi oleh surplus neraca modal dan finansial yang membantu penguatan cadangan devisa.

"Penguatan rupiah didukung oleh pasokan valas dari para eksportir dan aliran masuk modal asing yang tetap berlanjut sejalan prospek ekonomi yang tetap terjaga," ujarnya.

Perry menambahkan pergerakan rupiah tersebut juga didukung oleh daya tarik pasar keuangan domestik serta ketidakpastian pasar keuangan global yang mulai reda.

Baca juga: Rupiah menguat setelah BI tahan suku bunga acuan

Ia memastikan Bank Indonesia akan terus menjaga kestabilan rupiah sesuai dengan fundamental dan mekanisme pasar yang terjaga.

Ke depan, ia juga memproyeksikan neraca pembayaran akan tetap baik akibat aliran masuk modal asing seiring dengan prospek ekonomi yang kuat, imbal hasil yang menarik dan kebijakan moneter longgar di negara maju.

"Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik pasar uang maupun pasar valas," ujar Perry.

Hingga pertengahan Desember 2019, pergerakan nilai tukar rupiah tercatat mengalami penguatan 0,93 persen dibandingkan periode November.

Baca juga: BI: pemulihan global dorong pertumbuhan 5,1-5,5 persen pada 2020

Sementara itu, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore menguat setelah Bank Indonesia menahan suku bunga acuan di level lima persen.

Rupiah ditutup menguat tiga poin atau 0,02 persen di level Rp13.985 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp13.988 per dolar AS.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019