Jakarta (ANTARA) - Aktris Rachel Amanda mengungkapkan bahwa kemampuan akting dari penyanyi solo pria Ardhito Pramono sebagai lawan mainnya dalam film "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini" (NKCTHI) sempat mengejutkan dirinya.
"Awalnya karena Dhito kan penyanyi, ya, tapi ternyata Dhito profesional banget pas akting jadi Kale," kata Amanda usai konferensi pers "NKCTHI" di Jakarta, Kamis.
"Dan ini bukan pertama kali dia akting. Sebelumnya pernah akting di web series, dan dulunya dia juga kuliah film," ujarnya melanjutkan.
Amanda mengaku tidak mengalami kesulitan yang berarti saat beradu akting dengan pelantun tembang "bittersweet" itu karena keduanya terbuka saat memerankan karakter masing-masing.
"Dia nyambung dan open banget sama lawan mainnya. Kita sering diskusi soal dialog dan aku kasih perspektifku, walaupun nanti in the end yang nentuin ya dia sendiri sebagai Kale," papar gadis kelahiran 1 Januari 1995 itu.
Baca juga: Ardhito Pramono persembahkan lagu "Fine Today" untuk film NKCTHI
Lebih lanjut, proses reading selama sebulan yang cukup intens dengan Ardhito maupun lawan main lainnya juga ikut andil bagi Amanda untuk membangun chemistry bersama, dan melewati tantangannya.
"Proses reading sebulan dan intens setiap hari tapi dibagi-bagi. Misalnya hari ini fokus ke couple kayak aku sama Dhito, kak Rio (Dewanto) dan kak Agla (Artalidia). Dan Dhito juga terbuka banget buat ngobrol," kata gadis berusia 24 tahun itu.
"Walaupun memang lebih intens buat fokus ke adegan dengan keluarga, tapi prosesnya menyenangkan. Kita sempat juga sekeluarga (Rio Dewanto, Sheila Dara, Donny Damara, dan Susan Bactiar) sama Kale (Ardhito) jalan bareng-bareng," pungkasnya.
Sementara itu, film yang diadaptasi dari buku karya Marchella FP berjudul sama itu dijadwalkan akan hadir di layar lebar Tanah Air mulai 2 Januari 2020.
Baca juga: Tantangan untuk Rachel Amanda perankan anak bungsu di "NKCTHI"
Baca juga: Perbedaan serial dan film "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini"
Baca juga: Rachel Amanda belajar istilah arsitektur untuk film "NKCTHI"
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019