Jakarta (ANTARA News) - Batu fosil produksi Serang, Banten, yang ditampilkan di Trade Expo Indonesia ke 23 di Jakarta kini banyak diminati warga asing.
Koordinator Stand Pemerintah Kabupaten Serang, Tohiri, menjelaskan kepada ANTARA News, Kamis, tiga warga asing asal Austria telah memesan produk daerahnya itu dalam jumlah besar.
"Rabu kemarin, mereka pesan dua ton batu fosil yang sudah diukir dalam berbagai ukuran. Bahkan mereka minta kami menyiapkan model dan bentuk batu fosil yang lain dalam bulan-bulan ini," kata Tohiri yang ditemui ANTARA News di Hall Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Kamis.
Para turis asing yang memesan umumnya menyukai keunikan, warna, eksotika serta umur batu. Semakin tua usia batu fosil itu maka semakin tinggi harganya. Batu fosil sebagai produk unggulan Pemkab Serang, Banten ini terbilang sukses merambah pasar internasional.
Menurut Tohiri, sejak pihaknya mengembangkan usaha handicraft batu fosil tahun 1997 itu, ia sudah mengantongi lima negara pelanggan tetap, yakni Australia, Jerman, China, Belgia dan Belanda.
"Kami setiap minggunya melayani pesanan kelima negara tersebut dengan jumlah pesanan tiap negara 2 - 10 ton," kata Tohiri yang juga staf Dinas Perindag Kabupaten Serang itu.
Ia menjelaskan, setiap kilogram batu fosil dijual seharga Rp30 sampai Rp50 ribu. Dalam satu bulan omset penjulaan bisa mencapai 30 ton dengan harga Rp300 juta.
"Itu hanya yang didapat dari pelanggan tetap. Jika ada pesanan lain biasanya lebih dari itu," kata Tohiri yang juga mengaku pernah sempat terkendala soal pendanaan dalam menggeluti bisnis batu fosil ini. Namun setelah Pemkab Serang memberikan pinjaman Rp30 juta tahun 2001, usaha ini terus berkembang.
Usaha kerajinan batu fosil yang dikelola Tohiri di Jl Rangkas Bitung, Cikande, Serang itu kini mempekerjakan lebih 20 orang dengan penghasilan satu sampai dua juta rupiah per-bulannya.
Selain batu fosil, poduk-produk UKM yang dipamerkan di Stand Pemkab Serang, juga batu air mancur, emping melinjo Baros, batu permata banten, tas limbah dan songkok.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008