Bengkulu (ANTARA News) - Sebagian besar nelayan di Bengkulu memutuskan tidak melaut karena badai angin yang membahayakan jiwa melanda perairan daerah itu. "Daripada bertaruh nyawa lebih baik tidak usah melaut dulu, memang sekarang ini lagi musim badai," kata seorang nelayan di Pondok Besi Kota Bengkulu, Asmara (45), Kamis. Asmara mengaku dirinya dan sejumlah nelayan lain di Kelurahan Pondok Besi baru hari ini (23/10) tidak melaut, sambil menunggu musim badai reda, para nelayan memilih berdiam di rumah dan memperbaiki jala dan jaring mereka. "Untuk biaya sehari-hari kami gunakan uang simpanan yang masih ada sedikit," ujarnya. Dari pantauan, sejumlah kapal tangkap ikan milik nelayan yang sebagian besar kapal motor dengan alat tangkap tidak memadai terlihat berlabuh di sepanjang pantai Pondok Besi. Angin badai di perairan Air Hitam Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten Muko Muko juga membuat sejumlah nelayan di daerah ini berhenti melaut dan memilih mengerjakan kebun, kata Marsudianto, salah seorang nelayan saat dihubungi ANTARA. "Hampir seminggu ini nelayan di Desa Air Buluh tidak melaut karena sekarang musim badai, kebetulan sebagian besar nelayan di sini juga punya kebun sawit yang perlu diurus walaupun harganya anjlok," katanya. Sementara data Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bengkulu memperkirakan pada Kamis, angin di atas wilayah perairan Provinsi Bengkulu dan sekitarnya umumnya bertiup dari arah barat daya sampai dengan barat dengan kecepatan berkisar antara 04-25 knot. Sedangkan perkiraan tinggi gelombang di perairan Bengkulu 1-2 meter dan gelombang laut dengan tinggi dua meter berpeluang terjadi di Samudera Hindia barat Bengkulu dan Enggano. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008