Jakarta (ANTARA News) - Pusat Bahasa Depdiknas akan menerbitkan peta bahasa yang terdiri dari kumpulan bahasa daerah di Tanah Air dari Sabang di Pulau We sampai Merauke di Papua.
Penyusunan peta bahasa ini sudah berlangsung selama 15 tahun karena proses pengumpulan data bahasa ibu dari satu daerah ke daerah lain mengalami kendala geografis, demikian Kepala Pusat Bahasa Depdiknas Dr Dendy Sugondo di Jakarta, Rabu.
Dendy menjelaskan, penelitian tentang bahasa daerah atau bahasa ibu bertujuan untuk memetakan bahasa sebagai budaya dan sarana mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Saat ini Indonesia memiliki lebih dari 746 bahasa daerah dan 17.508 pulau.
"Melalui bahasa, kita bisa membuat peta budaya dan wilayah NKRI. Ini senjata paling kuat," katanya.
Pemetaan bahasa telah mencapai kawasan timur Provinsi Papua dan Maluku di mana pada 28 Oktober peta bahasa ini bisa dipamerkan pada acara Kongres Bahasa November depan meski belum sepenuhnya sempurna.
Untuk memetakan bahasa, Depdiknas telah menerjunkan tim pemetaan bahasa ke seluruh Indonesia dan ditempatkan di balai bahasa setiap provinsi di Indonesia.
Tim pemetaan bahasa menemukan fakta enam bahasa daerah di Nusa Tenggara Timur, Papua, dan wilayah Maluku sudah punah.
"Kebanyakan, bahasa daerah, terutama yang kecil-kecil komunitasnya, turun temurun dipakai secara lisan. Akibatnya, setelah penutur aslinya tidak ada, bahasa tersebut hilang," terangnya.
Selain yang sudah punah ini, beberapa bahasa daerah yang umumnya memiliki penutur di bawah 100 orang juga terancam punah. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008
Bangsa yg maju tdk akan meninngalkan kultur budaya daerah, krn itu adlh aset yg maha kaya!