"Saksi korban banyak berdatangan. Kita harapkan korban yang mengetahui aset-aset pelaku agar disampaikan ke penyidik," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, saat dikonfirmasi, Rabu.
Selain itu penyidik Polda Metro Jaya juga akan berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk melacak aliran uang dari para tersangka.
"Kita berkoordinasi dengan PPATK terkait aliran dananya. Diperkirakan sampai Rp40 miliar kerugian konsumen ini," sambung Yusri.
Meski sudah menyita beberapa aset milik tersangka, Yusri menegaskan penyidik akan terus mendalami dan melacak hasil kejahatan tersangka.
"Beberapa uang saja ya sama surat yang lain termasuk buku tabungan dan ATMnya, tapi kita terus dalami aset yang lain karena pengakuannya Rp40 miliar," tuturnya.
Penyidik Subdirektorat Harta dan Benda (Subdit Harda) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya yang mengungkap kasus tersebut hingga saat ini telah menangkap empat tersangka dalam kasus tersebut.
Selain empat tersangka itu, polisi juga masih mengejar dua tersangka lainnya yang masih melarikan diri. Korban komplotan tersebut mencapai 3.680 orang. Adapun total kerugian yang diderita oleh para korban mencapai Rp40 miliar.
Para pelaku ini kini ditahan di Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan intensif dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Polisi juga masih terus mendalami aliran dana dari para tersangka.
Para tersangka ini terancam hukuman penjara hingga 12 tahun.
Pasal yang diterapkan ada pasal Tindak Pidana Pencucian Uang. Pihak kepolisian juga akan menyita aset para tersangka dan mendalami aliran uang dari para tersangka.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019