Hal itu disampaikan oleh Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Kementerian PPN/ Bappenas Woro Srihastuti Sulisyaningrum, dalam acara seminar kajian strategis penyusunan peta jalan peningkatan prestasi olahraga yang digelar di Hotel Westin, Jakarta, Rabu.
Woro menilai bahwa SKO yang telah tersebar di beberapa daerah masih belum optimal padahal sekolah tersebut menjadi kunci penting dalam pembinaan olahraga di satuan pendidikan untuk kemudian melahirkan bibit-bibit unggul serta meningkatkan prestasi di beberapa cabang olahraga.
Dengan demikian, Woro menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Kemendikbud untuk menetapkan peraturan terkait kurikulum SKO yang sesuai.
Baca juga: Menpora meluncurkan SKO Disabilitas di Solo
Baca juga: Menpora berikan penghargaan 25 pelatih SKO Ragunan
"Kami akan koordinasi dengan Kemendikbud. Ini sudah kita lakukan paling tidak untuk bisa menguatkan SKO, karena SKO menjadi kunci pentingnya pembinaan olahraga di satuan pendidikan," kata Woro menambahkan.
Keberadaan SKO yang didukung oleh pengajar yang memenuhi standar juga menurutnya menjadi sangat penting untuk membina atlet muda menjadi atlet elite yang bisa berprestasi di tingkat internasional.
"Karena kita ketahui bahwa pembinaan olahraga itu tidak bisa instan di level top atau atlet elitnya saja, tetapi harus dimulai dari bawah di satuan pendidikan. Nah ini yang harus kita yakinkan bagaimana kurikulumnya bisa sesuai, karena peraturan menteri soal SKO belum ada," katanya menjelaskan.
"Ini yang sedang kita diskusikan dengan Kemendikbud untuk segera membuat Permendikbud mengenai SKO agar mempunyai standardisasi yang jelas," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Penampilan timnas U-16 dinilai membaik usai taklukkan SKO Ragunan
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019