Taipei, (ANTARA News) - Seorang pejabat tinggi China yang didorong ke tanah oleh para aktivis pro kemerdekaan saat berkunjung ke Taiwan Rabu akan meninggalkan pulau itu, dan mengatakan bahwa dia memerlukan perawatan kesehatan. Zhang Mingqing, wakil presiden Perhimpunan Hubungan-hunungan Lintas Selat Taiwan China, mengatakan kepada para wartawan bahwa dia terbang kembali ke Beijing untuk menjalani pengecekan kesehatan. "Polisi mengirim banyak petugas untuk melindungi keselamatan saya dan saya merasa sangat tidak enak karena menyulitkan mereka. Ini mestinya tidak terjadi," kata Zhang di bandara Kaohsiung di Taiwan selatan, di mana dia diganggu oleh banyak pelaku aksi protes. "Publik akan mengatakan yang benar daripada yang salah," katanya menambahkan. "Kejadian kekerasan ini disebabkan oleh beberapa orang saja. Hal itu tidak mewakili 23 juta penduduk Taiwan," ujarnya. Tayangan televisi menunjukkan banyaknya orang-orang yang marah di bandara, di mana polisi manahan seorang pria yang meneriakkan `merdeka Taiwan` di antara pemrotes lainnya. Dia disebut oleh media sebagai seorang anggota dewan di Kaohsiung dari oposisi yang pro kemerdekaan, Partau Demokratik Progresif. Pada Selasa, Zhang dikepung oleh pelaku aksi protes itu, didorong-dorong dan didesak jatuh ke tanah saat dia mengunjungi satu kuil di kota selatan Tainan. Peristiwa itu memicu tanggapan marah dari pemerintah China, yang minta agar Taiwan meenjatuhi hukuman berat kepada para aktivis yang menyakiti Zhang. China dan Taiwan berpisah pada 1949 setelah perang sipil, namun Beijing masih tetap menganggap bahwa pulau tersebut adalah bagian dari wilayahnya yang menunggu bersatu kembali. Zhang pejabat badan setengah resmi yang ditugasi Beijing untuk menangani pertukaran warga sipil dengan Taiwan. Kunjungannya terjadi pada saat Taiwan sedang berusaha melakukan putaran baru perundingan-perundingan penyeberangan Selat, setelah berunding dengan China Juni lalu, yang menghasilkan penerbangan reguler langsung pertama antara pulau itu dengan China daratan selama hampir enam dasawarsa. Hubungan-hubungan mereka membaik secara dramatis sejak Taiwan dipimpin oleh Presiden Ma Ying-jeau yang bersahabat dengan China pada awal tahun ini.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008
setiap orang di dunia pasti ingin hidup bahagia dan tidak ingin hidupnya menderita.tapi mengapa kita justru dikendalikan oleh ketamakan dan kerakusan kita ? bukannya hati nurani kita yang dijadikan dasar. coba kita renungkan dan saya berharap para pemimpin negara di Indonesia ini dan di seluruh dunia membaca pesan ku ini. jadikanlah HATI NURANI SEBAGAI DASAR JANGAN NAFSU DAN KETAMAKAN YANG MENGUASAI KITA. Maka kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa akan terwujud. salam kasih