Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Rabu pagi, anjlok 71 poin mendekati angka Rp9.900 per dolar, karena pelaku pasar kembali membeli dolar AS akibat masih khawatir dengan gejolak ekonomi global. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi Rp9.875/9.880 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.804/10.016, kata Dirut PT Finan Corpindo, Edwin Sinaga, di Jakarta, Rabu. Dikatakannya, tekanan terhadap rupiah diperkirakan tidak akan berlangsung lama, menyusul keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Fed), bank sentral Inggris, dan Eropa untuk bersama-sama menyuntikkan dana segar ke pasar untuk melonggarkan likuiditas pasar global. Karena itu, tekanan terhadap pasar saat ini akibat faktor psikologis saja. Suntikan dana baru oleh bank sentral itu, seharusnya bisa mendorong rupiah menguat, karena likuiditas dolar makin melonggar, namun kenyataannya faktor tersebut tidak berpengaruh terhadap rupiah. "Kita lihat saja dulu apakah ada pengaruhnya terhadap rupiah yang selama ini terpuruk," ucapnya. Edwin juga mengatakan, apabila likuiditas dolar AS memberikan hasil positif terhadap rupiah, maka mata uang Indonesia akan menguat hingga kembali mendekati level Rp9.500. "Kami optimis peluang rupiah untuk menguat cukup besar, meski ada hambatan krisis keuangan global yang kemungkinan akan menahannya," tambahnya. Apabila faktor positif itu belum berpengaruh maka mata uang lokal itu diperkirakan akan dapat menyentuh angka Rp10.000 per dolar AS pada akhir bulan ini. Namun faktor positif dari sejumlah bank sentral itu diharapkan segera muncul sehingga rupiah akan kembali di kisaran Rp9.500 per dolar AS, ucapnya. (*)

Copyright © ANTARA 2008