Lembaga pemeringkat Fitch mengatakan kesepakatan itu meredakan ketegangan AS-China tetapi peningkatan eskalasi tetap menjadi risiko yang signifikan
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada tengah pekan masih bertahan di bawah level Rp14.000 per dolar AS.
Rupiah ditutup menguat 9 poin atau 0,06 persen di level Rp13.988 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp13.997 per dolar AS.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu, mengatakan, euforia dari perjanjian perdagangan AS-China memudar. Kesepakatan perdagangan "fase satu" antara Washington dan Beijing yang diumumkan akhir pekan lalu, akan mengurangi tarif AS untuk barang-barang China sebagai imbalan atas peningkatan pembelian barang-barang AS oleh China.
"Lembaga pemeringkat Fitch mengatakan kesepakatan itu meredakan ketegangan AS-China tetapi peningkatan eskalasi tetap menjadi risiko yang signifikan, dengan masalah teknologi yang menjadi penghalang bagi resolusi penuh," ujar Ibrahim.
Dari domestik, pasar masih mencerna positif terhadap rilis data neraca perdagangan di November 2019 yang mengalami defisit sebesar 1,33 miliar dolar AS.
Angka defisit tersebut dinilai mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2018 yang mencapai 8,5 miliar dolar AS. Sementara pada 2019 ini, defisit dari Januari hingga November baru mencapai 3 miliar dolar AS.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.000 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.988 per dolar AS hingga Rp14.007 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.007 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.018 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah hari ini diprediksi terkoreksi tipis, dekati angka Rp14.000
Baca juga: Kurs rupiah Rabu pagi sedikit loyo
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019