Hilla, Irak, (ANTARA News) - Sedikitnya 15 pria tewas dan 14 orang yang lain luka-luka Selasa dalam bentrokan sengit antara gerilyawan dan suku Sunni di provinsi Babil di Irak tengah, polisi dan dokter mengatakan. Tembak-menembak sengit itu terjadi hanya dua hari sebelum penyerahan pengawasan keamanan di Babil dari AS ke pasukan Irak, demikian diwartakan AFP. Pertempuran itu meletus di Jurf al-Sakhr, kota di perbatasan antara Babil yang sebagian besar warganya Syiah dan tetangganya provinsi Anbar yang kebanyakan penduduknya Sunni, pada sekitar pukul 5 waktu setempat dan berkobar selama sekitar dua jam, kata Letnan polisi Haider al-Lami di ibukota provinsi itu Hilla. Dokter Mohammed al-Shammari dari kota Islandariyah yang berdekatan memastikan korban tewas itu. Jurf al-Sakhr telah menyaksikan kekerasan yang acapkali terjadi dalam beberapa tahun ini menyusul serangan pimpinan-AS 2003 tapi langkah stabilitas telah kembali ke kota itu setelah pembentukan milisi anti-al Qaida menolaknya akhit tahun lalu. Sebelum meletusnya bentrokan baru dini hari Minggu, gubernur Babil Salem al-Saleh Meslmawi mengatakan bahwa AS akan menyerahkan pengawasan keamanan provinsi itu pada pasukan Irak Selasa. "Keputusan itu mencerminkan kestabilan di daerah itu," katanya. Kepala polisi Babil Mayor Jenderal Fadhel Radad memastikan rencana pengalihan itu. "Pasukan keamanan di provinsi itu siap untuk mengambil pengawasan dan beberpa hari ini mereka akan menyerahkan keamanan yang secara efektif berkolaborasi dengan warga," kata Radad. Babil, "tempat kekayaan arkeologis bersejarah", adalah provinsi ke-12 dari 18 provinsi Irak yang akan diserahkan pada kendali Baghdad di tengah keamanan yang meningkat. Baghdad, Diyala, Salaheddin, Nianeveh, Kirkuk dan Wasit tetap di bawah pengawasan ketat AS. Seorang jubicara militer AS mengatakan bahwa persiapan telah dibuat untuk mengalihkan Babil ke komando Irak tapi menolak untuk memberikan tanggal. Seperti banyak provinsi Irak lainnya, Babil dilanda sebagian oleh kekerasan setelah serangan pimpinan-AS, menyaksikan serangan sektarian yang sering terjadi terhadap peziarah Syiah oleh gerilyawan Sunni dan hihadis al Qaida yang memperoleh bagian utara provinsi itu yang diberi nama Segi Tiga Kematian. Pada Maret 2007, serangan bunuh diri brutal menewaskan sediikitnya 117 jemaah dsan melukai hampir 200 orang yang lain.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008