Jakarta (ANTARA News) - Kepala LAN Asmawi Rewansyah di Jakarta, Selasa, mengeluhkan rendahnya anggaran untuk pendidikan dan latihan (diklat) peningkatan sumber daya aparatur negara, karena porsinya di APBN maupun di APBD tidak lebih dari satu persen. "Saya mengharapkan anggaran diklat baik di APBN maupun APBD sekitar lima persen. Sekarang tidak sampai satu persen," kata Asmawi usai membuka Pendidikan dan Latihan Pemimpin Tingkat I LAN. Asmawi mengatakan, anggaran diklat yang kecil akan berpengaruh terhadap kualitas SDM. "Bagaimana aparatur bisa profesional? Untuk profesional maka harus sekolah yang benar," katanya. Ia mengatakan, untuk memperoleh kualitas aparatur negara yang baik tidak bisa diperoleh dengan cara gratis. Namun demikian, katanya, anggaran yang besar juga harus diikuti dengan perencanaan dan pemanfaatan yang baik. Jika anggaran tersebut tidak digunakan dengan tepat maka hasilnya kurang memuaskan. Sementara itu, kepada pejabat atau aparatur negara yang telah mengikuti diklat, katanya, harus mampu menjadi pelatih bagi lingkungannya setelah kembali ke posnya masing-masing. Mereka harus mampu menularkan ilmu atau membangun tata cara pemerintahan yang baik. "Kita harus benar-betul serius membangun aparat yang profesional," katanya. Asmawi juga mengharapkan para widyaiswara mendapatkan penghasilan yang memadai. Widyaiswara adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih PNS pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pemerintah. Ia mengatakan, jika gaji widyaiswara kecil maka ia tidak mampu membeli buku atau koran sehingga tidak bisa meningkatkan kualitasnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008