Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan agar Trade Expo ke-23 Indonesia 2008 dapat benar-benar meningkatkan perdagangan dan kerjasama ekonomi baik secara domestik maupun internasional. Hal tersebut dikemukakan oleh Presiden Yudhoyono saat membuka Trade Expo Indonesia 2008 di Jakarta International Expo, Selasa. "Saya ingin lebih banyak yang mengenal produk ekonomi kreatif Indonesia di dalam negeri dan luar negeri," katanya. Menurut Kepala Negara, produk Indonesia memiliki kekhasan yang tinggi sehingga bangsa Indonesia harus percaya diri dalam mempromosikan produknya. Oleh karena itu, lanjut Presiden, tema Trade Expo Indonesia 2008 yang bertajuk "Apa Jadinya Dunia Tanpa Indonesia" sangat tepat karena mengandung makna optimis dan pikiran positif. "Artinya di luar negeri akan ada pasar yang memerlukan produk Indonesia. Di forum internasional ada permintaan terhadap produk Indonesia. Jadi ini adalah peluang yang tidak boleh disia-siakan," katanya.Kompetitif Akan tetapi, kata Kepala Negara, krisis keuangan AS mengakibatkan ada peluang permintaan turun sehingga Indonesia perlu memastikan produknya kompetitif dan mampu bersaing. Pada kesempatan itu Presiden juga menjelaskan bahwa perekonomian Indonesia terus tumbuh dari tahun ke tahun dalam empat tahun terakhir ini. Khusus untuk periode Januari-Agustus 2008, nilai perdagangan Indonesia telah mencapai 95,4 miliar dolar AS untuk ekspor dan 89,9 miliar dolar AS untuk impor. Sementara itu , Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan tema Trade Expo Indonesia 2008 dipilih untuk mencerminkan 100 tahun Kebangkitan Nasional. "Kita harus bangga pada sumber daya, produk dan jasa Indonesia di dalam negeri atau luar negeri," katanya. Mendag mengatakan tahun ini Trage Expo Indonesia yang menempati lahan seluas lebih kurang 40 ribu meter persegi dan diikuti oleh 850 peserta dari UKM, BUMN, koperasi, 12 pemerintah daerah serta masing-masing 10 sektor ekspor utama dan unggulan ditargetkan dapat meraih 7.000 pembeli. Apalagi, lanjut dia, ada peningkatan jumlah misi dagang asing yang mengikuti Trade Expo tersebut, dari 12 misi dagang pada 2007 menjadi 30 misi dagang. "Yang terbanyak delegasi AS 185 orang, lalu Uni Emirat Arab, Malaysia, Jepang, Australia, Selandia Baru, Belanda, Arab Saudi, Yaman, Brazil, Hongaria, Bulgaria, dan lain-lain," katanya.Bangun jejaring Menurut Mendag, misi dagang tersebut selain mengikuti Trade Expo juga menjajaki kemungkinan membangun jejaring di Indonesia. Pada kesempatan itu Mendag juga mengatakan bahwa pemerintah yang telah menggelar Trade Expo sejak 1986 berupaya mencegah melambatnya ekspor melalui empat hal yaitu menjaga daya saing, meningkatkan efektivitas promosi produk, mengajukan perundingan untuk menjamin akses pasar dan menjaga iklim investasi. Dalam acara yang juga dihadiri duta besar negara-negara sahabat itu hadir pula antara lain Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. (*)

Copyright © ANTARA 2008