Banda Aceh (ANTARA News) - Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Irwandi Yusuf menegaskan Islam yang berkembang di daerahnya bukan "fundamentalis" yang cenderung dikaitkan dengan hal-hal negatif. "Sejak dulu, yang berkembang di Aceh itu Islam moderat yang toleran terhadap siapa pun," katanya usai membuka pelatihan Fahmul Quran kepada guru se- NAD di Aceh Besar, Selasa. Ia menyatakan hanya politiklah yang membuat kesan "fundamentalis" menempel pada perkembangan Islam di Aceh. Kendati demikian, gubernur menginginkan Syariat Islam di Aceh bukan hanya sebatas simbol, misalnya dengan razia jilbab di jalan-jalan, tapi bagaimana menyadarkan masyarakat tentang arti penting berpakaian ala muslim. "Penting sekali bagaimana masyarakat muslim di Aceh memahami secara benar isi kandungan Al-Quran sebagai Kitab Suci. Pendekatan Syariat itu bukan dengan cara pemaksaan, tapi lebih bersifat mendidik masyarakat agar benar-benar mencintai hidup secara Islami," tambah dia. Nilai-nilai Al-Quran harus digali lebih mendalam, kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. "Dalam sejumlah ayat Al-Quran terdapat banyak fakta ilmiah yang oleh kalangan Ilmuwan baru dapat ditemukan dengan teknologi belakangan ini," tambahnya. Melalui fakta tersebut, gubernur mengajak masyarakat untuk merenungkan kembali betapa besar rahmat yang diberikan Allah SWT kepada umat Islam. "Betapa bahagianya kita ditakdirkan di Aceh yang memiliki keistimewaan dalam Syariat Islam. Kalau saja makna Al-Quran itu kita pahami dengan baik, maka kami yakin kesejahteraan Aceh akan tercapai," ujar dia. Oleh karena itu, seluruh masyarakat muslim Aceh mesti menjadikan Al-Quran sebagai pijakan hidup melalui pengajaran secara mendalam tentang Al-Quran kepada seluruh siswa sejak SD sampai SMU di provinsi berjuluk Serambi Mekah ini. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008