Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Selasa sore, kembali melemah di atas posisi Rp9.800 per dolar AS, karena pelaku kembali membeli dolar AS, meski Bank Indonesia (BI) telah melakukan melonggarkan likuiditas rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi Rp9.825/9.835 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.795/9.800 atau melemah 30 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan rupiah masih sulit untuk bisa menguat lebih lanjut setelah pada pagi hari sempat naik sebesar 10 poin. Hal ini disebabkan para pelaku pasar masih merasa khawatir dengan gejolak ekonomi global, ucapnya. Menurut dia, rupiah diperkirakan akan tetap tertekan hingga akhir tahun ini hingga mencapai Rp10.000 per dolar AS, karena pengaruh gejolak ekonomi global akan mulai terasa pada akhir tahun ini. "Kami rasa rupiah akan makin tertekan hingga mencapai angka Rp10.000 per dolar AS," ujarnya. Padahal, lanjut Kostaman, sejumlah bank sentral AS, Inggris dan Eropa terus menyuntikan likuiditas dolarnya ke pasar yang seharusnya memicu rupiah membaik. Suntikan likuiditas dolar berarti dolar AS di pasar uang akan berlebih yang memicu rupiah menguat, namun faktor suplai dan deman di pasar domestik masih merupakan faktor yang dominan terhadap naik turunnya rupiah, katanya. Meski demikian, menurut dia kedepan rupiah akan semakin baik dengan aktifnya BI melakukan berbagai upaya mengeluar perpu baru untuk mendorong likuiditas perbankan lokal dan aktifnya sejumlah bank sentral yang terus mendorong likuiditas pasar global membaik. Karena itu rupiah dalam kuartal pertama 2009 kemungkinan besar kembali ke pada level Rp9.500 per dolar AS, ucapnya. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008