Jakarta (ANTARA News) - Masalah penyebab terjadinya semburan lumpur panas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, untuk pertama kalinya menjadi pembahasan khusus dalam konferensi geologi internasional yang diselenggarakan The Geological Society, di London, Selasa (21/10). Pada konferensi bertema "Subsurface Sediment Remobilization And Fluid Flow in Sedimentary Basins" tersebut dua kubu yang berseberangan akan memperdebatkan mengenai teori penyebab munculnya semburan lumpur panas di Sidoarjo. Sekitar seratus geolog akan terlibat dengan empat puluh pakar berkesempatan bicara dalam pertemuan selama dua hari tersebut. Acara akan dibuka pukul 09.00 waktu London dengan pembicara kunci (key note speaker), Profesor Svensen dari University of Oslo, demikian kutipan siaran pers Lapindo Brantas Inc, Selasa. "Semburan lumpur akan dibahas secara teknis profesional berdasarkan data-data penelitian terkini," kata Richard Davies, ahli geologi dari University of Durham, Inggris. Menurut Davies, pakar geologi internasional yang hadir di acara tersebut berjanji akan "all out" dengan analisa terkininya. Pada acara yang dihadiri ratusan geolog internasional itu, soal semburan lumpur Sidoarjo akan dibahas dalam satu sesi khusus. Selain Davies, pakar geologi internasional lainnya yang akan hadir adalah Dr. Michael Manga (University of California, Berkeley), Dr. Mark Tingay (University of Adelaide, Australia), Dr. Richard Swarbrick (Geopressure Technology), dan Dr. Adriano Mazzini (University of Oslo). Dari Indonesia hadir Dr. Agus Guntoro (Universitas Trisakti) serta pihak Lapindo yang diwakili Bambang Istadi ( geolog PT Energi Mega Persada) dan Dr. Nurochmat Sawolo (Drilling Expert Banjar Panji I). Selama ini, Richard Davies dan sejumlah pakar geologi internasional berpendapat bahwa semburan lumpur panas Porong dipicu oleh kegiatan pengeboran sumur Banjar Panji I oleh Lapindo Brantas Inc. Davies mengklaim bahwa data-data yang dimiliki telah dikonfirmasi ke pihak Lapindo. "Saya konfirm dengan temuan saya, yang menggunakan data dari Lapindo," kata Davies. Sedangkan pakar lain seperti Adriano Mazzini meyakini bahwa semburan lumpur terkait dengan gempa bumi di Yogyakarta yang terjadi dua hari sebelum munculnya semburan pertama. "Sepertinya gempa bumi telah mendistribusi tekanan (stress) di beberapa bagian Pulau Jawa dan khususnya telah berkontribusi me-reaktifasi rekahan di dalam patahan yang ada, mempengaruhi tekanan dan kemampuan alir (permeability) dan menjadi penyebab semburan yang sudah terbentuk di bawah permukaan," ujar Adriano Mazzini, geolog dari Oslo University . Bantahan Lapindo Pihak Lapindo membantah klaim Davies tersebut. "Data mana yang dia pakai dan dari mana otorisasi untuk mendapatkannya. Kami tak pernah memberi data itu (kepada Davies)," kata Nurochmat Sawolo, Drilling Expert Lapindo. Bambang Istadi, geolog PT Energi Mega Persada, menyatakan dirinya akan menyampaikan bukti-bukti baru dan fakta-fakta yang terbantahkan bahwa semburan lumpur tidak dipicu oleh pengeboran sumur Banjar Panji I. "Kami dapat membuktikan tidak ada 'uncontrolled kick' dan 'casing shoe' tidak pecah, tidak ada 'blow out', dan tidak ada `sustain high propagating pressure`," katanya. Vice President (VP) Externals Lapindo Brantas Inc, Yuniwati Teryana, mengungkapkan hal yang sama. "Kami tak pernah diminta konfirmasi (oleh Davies) tentang data-data tersebut," ujarnya. Yuniwati Teryana juga menyebutkan bahwa dalam acara The Geological Society itu pihaknya akan menyajikan bukti-bukti baru dan fakta-fakta yang jelas dan benar bahwa semburan lumpur bukan disebabkan oleh kegiatan pengeboran di sumur Banjar Panji I. "Kami yakin bahwa bukti-bukti scientific dan pendapat para pakar akan menjurus pada kesimpulan bahwa gempa bumi Yogya adalah penyebab terjadinya semburan Lusi (lumpur Sidooarjo)," kata Yuniwati Teryana. Yang jelas, tambah dia, pertemuan para geologi dunia di London ini sangat penting bagi masa depan Porong dan bakal menjadi landasan penanganan dampak semburan lumpur secara komprehensif. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008