Yogyakarta (ANTARA News) - Kegiatan di sektor riil harus lebih digalakkan lagi agar masyarakat memiliki tabungan dan daya belinya meningkat sehingga Indonesia bisa mengantisipasi krisis keuangan global, demikian Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X di Jakarta, Senin malam. "Meskipun tampak mudah, tetapi untuk merealisasikan upaya tersebut tidak mudah," katanya pada acara Forum Komunikasi Membangun Kemitraan Sinergi Pemerintah dan Pengusaha DIY di Yogyakarta. Langkanya sumber dana murah terjadi karena pemerintah memperketat anggaran sehingga mempersulit alokasi insentif untuk sektor industri maupun subsidi pada kalangan pekerja yang belum menerima upah untuk memenuhi standar hidup yang layak. Apalagi, pengesahan anggaran harus melewati persetujuan DPRD yang dalam sekarang ini proses politiknya menjadi tidak sesederhana di masa lalu. "Oleh karena itu, saya berharap kegiatan ini dapat dimanfaatkan secara optimal, terutama dalam mengantisipasi dampak krisis," katanya. Menurut dia, jika perlu dapat dibentuk semacam `task force` yang unsur-unsurnya merepresentasikan semangat `Yogyakarta incorporated` ke dalam mana Yogyakarta sangat berkepentingan memacu industri terutama industri kreatif. "Dengan makin berkembangnya industri kreatif yang pusat produksinya di otak, berperan besar membantu penghematan sumber daya alam yang selain semakin menipis, juga telah banyak menimbulkan pencemaran lingkungan," katanya. Berdasarkan potensi itu, kata gubernur perlu dipikirkan agar industri kreatif semakin berkembang sehingga menjadi katup pengaman dari dampak krisis keuangan global. "Dalam hal ini pemda akan memberikan bantuan fasilitasi yang memungkinkan bagi pengembangan industri tersebut," katanya. Ia mengatakan dalam mengantisipasi tantangan itu, diperlukan solidaritas dan perjuangan secara kolektif dan sinergis dengan melakukan pemantapan kembali semangat `Yogyakarta incorporated`. "Semangat tersebut sebagai wahana mencermati, merumuskan serta mencari solusi agar risiko dapat ditanggulangi secara bersama sejak dini, tepat dan cepat," katanya. Pertemuan ini diikuti sekitar 100 orang pengusaha di DIY serta beberapa orang dari akademisi. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008