Jakarta (ANTARA News) - Berawal dari rasa keprihatinan akan tata kelola pemerintahan dan sistem kepartaian politik yang kurang memihak rakyat, sebanyak 1.945 orang dengan berbagai latar belakang profesi di Cikopo, Jawa Barat, pada 20 Mei 2007 sepakat mendirikan sebuah partai baru. Deklarator partai yang terdiri dari sebanyak 1.328 orang laki-laki dan sejumlah 617 kader perempuan itu bukanlah para elit politik, melainkan orang kebanyakan yang merasa satu visi dan misi demi mewujudkan partai berwawasan modern. Makna bersejarah tahun 1945 itu pula yang ingin ditekankan para pendiri Partai Republika Nusantara, yang selanjutnya dipopulerkan dengan sebutan Partai RepublikaN, sebuah nama yang mengingatkan "kaum republikan" di masa perang kemerdekaan dulu. Cara pendirian partai yang unik dan berbeda dengan partai-partai politik lainnya itu, akhirnya mendorong Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada partai berlambang burung garuda terbang dengan warna kuning emas itu dengan kategori "Pendiri Partai Terbanyak". Bagi bangsa Indonesia, 1945 merupakan angka dengan makna yang sangat dalam, yakni tahun di mana rakyat Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Para pendiri bangsa memiliki cita-cita luhur memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 demi terwujudnya bangsa Indonesia yang adil dan makmur. Upaya itu dirintis dengan cara meletakkan kedaulatan di tangan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mampu memelihara kemerdekaan, ketertiban serta perdamaian dunia. Namun pada faktanya, cita-cita luhur tersebut belum sepenuhnya dicapai dan dirasakan sebagai akibat proses dan dinamika sejarah panjang pasca kemerdekaan serta adanya tata kelola kenegaraan maupun sistem kepartaian politik yang kurang berpihak kepada rakyat. Sementara partisipasi aktif masyarakat dalam menggunakan hak politik belum diberdayakan secara optimal. Bermodalkan persamaan visi di antara sesama anak bangsa yang berasal dari berbagai suku, etnik, agama, golongan dan profesi, Partai RepublikaN melangkah pasti karena di dalamnya ada elemen masyarakat pelaku transportasi, masyarakat pendidikan, kesehatan dan pelaku usaha mikro sebagai segmen pilar-pilar penyangganya. Dengan demikian, platform partai ini adalah senantiasa memperjuangkan secara konsisten pembangunan kesejahteraan terutama dalam empat pilar, yakni pendidikan, kesehatan, transportasi, serta ekonomi kerakyatan, dengan tidak meninggalkan sektor sektor lainnya. Namun demikian, RepublikaN sebagai partai baru juga menghadapi tantangan yang tidak ringan berupa menurunnya preferensi dan kepercayaan masyarakat terhadap partai-partai politik saat ini. Karenanya guna meraih kepercayaan total konstituen dan masyarakat luas, RepublikaN mencoba strategi baru melalui penerapan kebijakan mutu sebagai salah satu standar pengelolaan partai modern, di samping tetap menjaga komitmen membudayakan, meningkatkan mutu dan profesionalisme manajemen kepartaian secara berkelanjutan. Partai ini bercita-cita menjadi partai modern dengan membangun karakteristik seperti partai yang tumbuh dari bawah, akan menetapkan mutu ISO 9001:2000 tentang organisasi, manajemen, dan mutu kepartaian. "Kalau ini tercapai dan kita telah mengurusnya lewat Badan Sertifikasi yang dikonsultasi oleh Lembaga Manajemen Talenta, maka kamilah satu-satunya partai yang mendapat sertifikat ISO," ujar Yus Sudarso, Sekjen DPP Partai RepublikaN. Selain itu, partai ini juga tidak memperkenankan para ketuanya di jajaran Dewan Pemimpin Pusat partai untuk duduk di pemerintahan. Mereka hanya berperan sebagai fasilitator bagi masyarakat pelaku dan para profesional dari masing-masing elemen untuk menjalankan perannya, baik di eksekutif maupun legislatif. Dalam upayanya menjadikan RepublikaN sebagai rumah demokrasi sejati, maka pola kepemimpinan pun berbentuk presidium berjumlah 5 orang. Artinya ketua umum partai ada lima orang dan bukan satu orang saja yang faktanya sering menjadi rebutan dan sumber perpecahan partai. Posisi lima ketua umum atau presidium itu sama semuanya. Melalui format presidium seperti itu, RepublikaN mampu menghindari jebakan-jebakan kultus individual yang biasanya melekat pada figur sentral ketua umum partai. "Kita fokus pada pengembangan organisasi sambil memilih figur yang dikenal dan mencintai rakyat. Kalau hanya mengandalkan figur, akibatnya akan sama dengan partai lama saya," tutur Yus Sudarso. Selain presidium, struktur partai dilengkapi pula dengan komposisi 25 orang ketua bidang dan 6 wakil sekjen yang membidangi manajemen organisasi, diklat dan kaderisasi, IT dan keanggotaan, program dan pemasaran, humas dan komunikasi serta bidang penelitian dan pengembangan. Saat ini partai tersebut dipimpin oleh Ketua Presidium Letjen (Purn) Syahrir MS, mantan Danjen Kopassus, dengan Sekjen-nya Yus Sudarso yang sebelumnya dikenal sebagai Sekjen Suara Bangsa, sebuah tim independen pemenangan pasangan Yudhoyono-Kalla dalam Pemilu 2004 serta pengurus harian DPP Partai Demokrat.Dukung Sri Sultan Seperti halnya partai-partai politik peserta Pemilu 2009 lainnya, Partai RepublikaN yang bernomor urut 21 itu juga telah berancang-ancang memberikan dukungan kepada tokoh nasional yang dianggap layak memimpin bangsa ini. Dari sekian banyak tokoh nasional yang mencuat dipentas politik nasional saat ini, partai bernomor urut 21 pada Pemilu 2009 itu menjatuhkan pilihan kepada sosok Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai calon presiden (capres) yang akan diusungnya. Sri Sultan dinilai para fungsionaris dan kader-kader partai itu sebagai figur yang paling tepat pada saat ini untuk memimpin bangsa Indonesia ke depan. "Karenanya kami telah bulat akan mendukung Sri Sultan sebagai capres di 2009," kata Yus Sudarso. Keputusan mendukung Sri Sultan itu telah diambil Partai RepublikaN melalui rapat pimpinan yang khusus digelar untuk membicarakan masalah pencalonan presiden. Soal perolehan suara di Pemilu legislatif 2009, partai ini mematok target sebesar sembilan persen suara nasional. Dengan adanya diferensiasi yang tegas dibandingkan partai-partai politik lainnya serta program kerja yang terfokus pada pembangunan kesejahteraan di empat bidang yaitu pendidikan, kesehatan, transportasi, dan ekonomi kerakyatan, Yus Sudarso optimis target perolehan sembilan persen itu mampu digapai. Laskar Pelangi Tidak hanya itu saja, upaya mendongkrak semangat juang kader-kader partai juga dilakukan melalui cara unik, yakni mewajibkan mereka menonton film "Laskar Pelangi" yang saat ini tengah digandrungi masyarakat luas. Menurut Ketua Presidium Partai RepublikaN Letjen (Purn) Syahrir MS, dengan menonton film "Laskar Pelangi" ini diharapkan tergugah etos juang setiap kader partai dan mereka pun tidak silau dengan partai yang telah berdiri kokoh, sebagaimana diperlihatkan dalam semangat anak-anak "Laskar Pelangi". Film "Laskar Pelangi" dinilai banyak memberikan pesan pendidikan dan sosial kepada masyarakat Indonesia dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun telah menyempatkan diri menonton film tersebut. "Yang paling menonjol adalah pesan moral guna membangkitkan semangat dan etos dalam nilai-nilai ketulusan untuk meraih prestasi dalam keadaan sesulit apa pun," ujar Syahrir. Sedemikian besarnya obsesi fungsionaris partai ini terhadap film "Laskar Pelangi" sampai-sampai produser film tersebut, Mira Lesmana, dianugerahi Piagam Adi Cipta Seni Budaya. Piagam Adi Cipta Seni Budaya tersebut merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Partai RepublikaN kepada seniman dan budayawan karena dedikasi dan prestasi mereka yang dinilai luar biasa. KepengurusanKetua Presidium : Letjen. (Purn) Drs. H. Syahrir, MS,SEAnggota Presidium : Muslim Abdurrahman, Murphy Hutagalung, Orie Andari, dan SudhartoSekretaris Jenderal : Drs. Yus Sudarso, SH, MH, MM Nomor urut : 21Alamat DPP : Kompleks Perkantoran Pulo Mas Blok VI No.1-2 Jakarta Timur Telp. (021) 4702960 Fax. (021) 4702966(***)

Oleh Oleh Junaedi S
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008