Jakarta (ANTARA News) - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membatalkan "buy back" saham yang semula akan dilepas sejumlah investor asing sehingga Adaro pun menurunkan target alokasi dana "buy back" yang semula 250 juta dolar AS menjadi 50 juta dolar AS.
"Adaro membatalkan rencana 'buy back' setelah institusi internasional menarik kembali penawarannya karena adanya ketidak-pastian mengenai harga jual saham dan suku bunga pinjaman terkait dengan pembiayaan sehubungan dengan buy back' tersebut," kata Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir di Jakarta, Senin.
Perseroan mempunyai harga maksimum yang dapat dibayarkan oleh perseroan untuk volume tertentu dan pihak penjual menilai harga penawaran tersebut terlalu rendah.
"Kami tidak berminat untuk menaikan penawaran tersebut, karena tidak sebanding dengan beban pinjaman yang harus ditanggung yang semula kami harapkan dapat dinegosiasikan namun ternyata terlalu mahal," ujarnya.
Meski begitu, perseroan tetap melanjutkan rencana membeli kembali sahamnya dari pasar dengan menunjuk perusahaan sekuritas terpercaya untuk mengatur transaksi ini.
Garibaldi menambahkan, penjualan (pihak asing) telah melakukan pendekatan kepada pemegang saham pendiri dan pengendali untuk menawarkan sejumlah saham.
Kemungkinan pemegang saham pendiri dan pengendali tersebut akan membeli saham-saham tersebut. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008