Jakarta (ANTARA News)- Malaysia, Senin, mendesak Thailand dan Kamboja untuk kembali melakukan perundingan perdamaian guna menyelesaikan konflik perbatasan yang telah menewaskan dua tentara sehingga memalukan negara-negara Asia Tenggara lainnya. "Saya akan ke sana (Kamboja) dengan membawa satu pesan dari PM Abdullah Badawi dan juga satu permintaan khusus dari saya (kepada dua negara itu) agar meredakan ketegangan dan kembali ke meja perundingan," kata Menteri Luar Negeri Malaysia Rais Yatim kepada wartawan, Senin seperti dikutip AFP. Rais mengatakan, Thailand dan Kamboja harus menerjemahkan semangat ASEAN dan mencari cara untuk kembali menghentikan sikap yang tidak bersahabat dan tidak mengambil cara-cara militer. Pernyataan ini disampaikan Menlu Malaysia ketika Selasa minggu lalu para pejabat militer Thailand dan Kamboja menangguhkan segala perundingan yang bertujuan meredakan sengketa perbatasan yang baru-baru ini meningkat menjadi baku tembak yang menelan korban jiwa. Perundingan-perundingan itu kini akan diselenggarakan Kamis atau Jumat di Siem Reap, Kamboja. Dua tentara Kamboja tewas dan tujuh tentara Thailand cedera di daerah yang disengketakan dekat kuil kuno Kamboja, Preah Vihear. Rais memohon sikap Malaysia ini jangan dianggap sebagai ikut campur dalam persoalan negara lain. "Ini hanya satu tanda persahabatan," katanya. Malaysia meminta Thailand dan Kamboja harus menghindari kontak senjata karena manuver ini bukan cara yang positip bagi ASEAN. "Kita harus meyakinkan dunia bahwa kita dapat menyelesaikan masalah-masalah kita," katanya seraya menambahkan konflik berdarah itu akan "membuat malu ASEAN secara keseluruhan." (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008