Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Jusuf Kalla mengatakan, berdasarkan pengalaman masa lalu, Partai Golkar tidak akan pilih lagi "penumpang gelap". "Kita tidak akan pilih lagi "penumpang gelap" seperti dulu," katanya seusai acara pemotongan tumpeng dalam rangka syukuran HUT ke-44 Partai Golkar di Jakarta, Senin. Kalla mengungkapkan hal itu saat ditanyakan soal mekanisme pemilihan calon presiden yang akan diusung Partai Golkar. Kalla menjelaskan bahwa hasil Rapimnas IV Partai Golkar memang tidak menyebutkan dan tidak memutuskan soal nama-nama Capres. Rapimnas IV hanya menyebutkan bahwa yang akan dipilih adalah kader-kader Partai Golkar yang paling baik untuk bangsa dan negara. Menurut Kalla, pengalaman Pemilu 2004 dimana Partai Golkar melakukan konvensi, justru yang muncul calon dari luar. "Golkar sudah setengah mati tiba-tiba ada orang di tengah jalan naik kendaraan yang sudah setengah mati kita bina. Kita tidak mau lagi begitu," kata Kalla. Menurut Kalla saat ini banyak kader partai yang sudah bekerja keras dan baik. Namun hal itu masih akan dibuktikan lagi pada Pemilu 2009 nanti. Kalla mencontohkan Fahmi Idris dan juga dirinya merupakan kader-kader lama partai Golkar. Fahmi tercatat masuk sejak tahun 1964 dan Kalla pada tahun 1965. Lebih lanjut Kalla menambahkan bahwa kader partai tidak akan pernah pindah dan akan memiliki kesetiaan sampai akhir. Kalla menegaskan bahwa kader utama partai tetap berkumpul baik ketika menjadi pejabat maupun tidak. Sebelumnya pada Rapimnas IV Jusuf Kalla juga menyitir yang dimaksudkan penumpang gelap adalah Wiranto. Pada Pilpres 2004 Wiranto menjadi calon dari Partai Golkar setelah memenangi konvensi. "Wiranto belum apa-apa sudah keluar, melawan kita (dirikan Hanura), tanpa (bicara) apa-apa. Kalau Prabowo masih sopan, sampaikan surat. Kalau kader asli tak begitu," kata Wapres. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008