Jakarta, (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi merosot menjadi di atas Rp9.800 per dolar AS karena pelaku pasar yang masih khawatir dengan kondisi ekonomi global yang melemah, kembali membeli dolar AS.
"Melemahnya pertumbuhan ekonomi global memicu pelaku lebih cenderung membeli dolar AS ketimbang rupiah, sehingga mata uang Indonesia itu kembali terpuruk," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp9.825/9.830 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu yang mencapai Rp9.785/9.810 atau melemah 40 poin.
Kostaman mengatakan, meski rupiah kembali melemah namun Bank Indonesia (BI) aktif bermain di pasar melakukan pengawasan dengan ketat sehingga rupiah terlihat sulit untuk mencapai angka Rp10.000 per dolar AS.
BI tetap menjaga pergerakan rupiah agar tidak mencapai angka psikologis Rp10.000 per dolar AS, ujarnya.
Rupiah, menurut dia, sangat sulit untuk bergerak naik, sekalipun BI masih tetap melakukan intervensi pasar, namun intervensi yang dilakukan BI terjadi hanya sewaktu-waktu.
Karena itu rupiah sulit untuk bisa naik menjauhi angka Rp9.800 per dolar AS dan kembali ke level Rp9.500 per dolar AS, ujarnya.
Pemerintah juga telah mengubah asumsi makro ekonomi 2009 untuk rupiah menjadi Rp9.500 per dolar AS naik dibanding asumsi sebelumnya Rp9.150 per dolar AS. Penetapan rupiah pada 2009 itu untuk menyesuaikan pertumbuhan ekonomi global yang semakin melambat yang berimbas ke berbagai negara Asia khususnya Indonesia.
Rupiah, lanjut dia, diperkirakan akan masih terpuruk pada sore nanti, karena sentimen negatif pasar masih tinggi, akibat besarnya minat beli dolar.
Meski tekanan negatif pasar agak berkurang karena pengawasan BI terhadap bank-bank asing yang aktif bermain valuta asing, ucapnya.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008