Pamekasan (ANTARA News) - Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Timur Tengah, seperti Saudi Arabia, Mesir dan Jordania, tidak terdata di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Pamekasan, Madura, Jawa Timur."Data yang kita punya hingga saat ini hanya TKI yang bekerja di Malaysia. Sementara yang bekerja di Timur Tengah tidak ada," kata Kepala Disnakertrans Pamekasan, Herman Priyanto, Minggu.Disnakertrans, lanjut Herman, baru mengetahui jika ada warga Pamekasan yang menjadi TKI di Timur Tengah setelah ada kecelakaan, sebagaimana terjadi kepada dua TKW (Tenaga Kerja Wanita) asal Kecamatan Palengaan, Suniah dan Hanifa. Selain karena memang tidak ada koordinasi, para TKW itu umumnya berangkat dari luar daerah."Jika mereka memang berangkat dari Pamekasan, saya pastikan akan terdata. Soalnya, pengurusan administrasinya kan melalui Disnakertrans Pamekasan," katanya menjelaskan.Sementara tenaga kerja yang asal Pamekasan yang bekerja di Malaysia saat ini mencapai 10.929 orang, baik yang melalui jalur resmi ataupun yang berangkat secara ilegal, melalui perantara calo. "Data di kami, yang ketahuan melalui jalur ilegal itu sebanyak 4.907 orang. Ini yang ketahuan setelah dideportsi oleh pemerintah Malaysia," jelas Herman Priyanto. Juru bicara komisi D DPRD Pamekasan, Khairul Kalam menyatakan, salah satu penyebab banyaknya TKI asal Pamekasan yang berangkat melalui daerah lain karena pengurusan administrasinya lebih mudah. "Ini berdasar pengakuan para mantan TKI, saat kita menggelar serap informasi dengan mereka beberapa waktu lalu," kata Khairul menjelaskan. Ia meminta, ke depan Dinas terkait hendaknya bisa memberikan perhatian lebih kepada para TKI tersebut, terutama dalam hal pengurusan administrasi. "Kalau ke depan tidak ada perubahan, maka akan banyak para TKI yang bekerja di luar negeri yang tidak terdata. Soalnya mereka lebih memilih berangkat dari daerah lain. Dan itu sama dengan kita tidak memberikan perhatian kepada mereka," tambah Khairul.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008