Jakarta, (ANTARA News)- Hitachi Data System (HDS) mengincar kebutuhan penyimpanan (storage) data dari perusahaan kecil dan menengah (UKM) dengan meluncurkan tiga produk baru yaitu Hitachi AMS (Adaptable Modular Storages) 2100, AMS 2300 dan AMS 2500. "Pangsa pasar untuk `storage` di Indonesia, lebih dari 60 persen ada pada level perusahaan kecil dan menengah. Oleh karena itu kita meluncurkan tiga produk baru," kata Country Manager HDS, Edwin Lim di Bogor pada akhir pekan ini. Edwin mengatakan tiga produk HDS ini bisa memiliki teknologi baru yang dapat meningkatkan kinerja, konektivitas, skalabilitas, kehandalan dan kemudahan penggunaan. Akan tetapi efektifitas dari sisi biaya dan bisa berkembang sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan lingkungan storage dan aplikasinya. HDS mengklaim adanya teknologi terbaru dari tiga produk mereka yaitu gabungan back-end SAS dengan aktif-aktif `controller` (Dynamic Load Balancing Controller) yang inovatif sehingga bisa mengakses tampilan antar muka grafis yang sederhana. SAS (Serial Attached SCSI) Backplane dari Hitachi AMS series 2000 diklaim sebagai yang pertama di industri untuk sistem penyimpanan kelas menengah dengan transfer data yang cepat, dan mampu menghilangkan keterbatasan arsitektur desain `loop`. Tiga produk HDS ini juga memiliki kemampuan menghemat daya "spin down" dan "spin up" yang memungkinkan drive hard disk diturunkan pasokan dayanya ketika aplikasi binis tidak mengaksesnya, namun bisa dengan cepat dinaikkan ketika aplikasi tersebut membutuhkannya. "Melalui Hitachi AMS series 2000, para pelanggan di Indonesia kini bisa mendapatkan solusi storage kelas enterprise dengan harga terjangkau dan cocok untuk lingkungan TI dengan skala operasional mereka," kata Edwin. Dengan sistem penyimpanan yang handal, efektif dari sisi biaya, dia mengatakan pelanggan bisa meningkatkan daya saingnya. Meskipun diklaim mempunyai teknologi terkini di kelasnya, Edwin enggan mengungkapkan target penjualan tiga produk AMS series 2000 ini. Akan tetapi, pasar untuk sistem penyimpanan data kelas perusahaan kecil dan menengah Indonesia terus berkembang. Mengutip data dari Gartner, Edwin mengatakan nilai bisnis sistem penyimpanan data untuk kelas UKM pada 2007 mencapai 40,54 juta dolar AS, sedangkan pada 2008 diperkirakan mencapai 49,74 dolar AS dan pada 2009 mencapai 58,62 juta dolar . "Pertumbuhan pasar untuk bisnis sistem penyimpanan pada level UKM ini mencapai 17 persen," kata Edwin. HDS sendiri mengklaim mengalami pertumbuhan pendapatan sebanyak 35 persen pada 2007, dan pertumbuhan jumlah pelanggan mencapai 200 persen, meski Edwin enggan menjelaskan berapa jumlah nominalnya dan berapa jumlah pelanggannya. Mengutip data Gartner, Edwin mengatakan ada enam perusahaan yang masuk dalam kuadran memimpin bisnis sistem penyimpanan data kelas UKM yaitu Dell, IBM, EMC, HP, Network Appliance dan HDS.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008