Solo (ANTARA News) - Legendaris musik keroncong yang sudah berusia 91 tahun, Gesang, meminta masyarakat penggemar musik keroncong ikut melestarikan aliran musik asli jawa ini agar tetap hidup sepanjang masa. Permintaan Gesang itu disampaikan Marketing Manager Promotion PT Gema Nada Pertiwi (GNP), Nurfauzi, saat peluncuran perdana album Gesang bertajuk "Karya Emas Gesang" dalam bentuk VCD dan DVD di Solo, Minggu malam. Menurut Nurfauzi, arti nama Gesang dalam bahasa Indonesia berarti "hidup", sama dengan ada yang dibenak Gesang yang menginginkan musik keroncong tetap eksis sepanjang masa. "Musik keroncong jangan pernah mati. Gesang berharap ada banyak penerus agar musik keroncong tetap hidup," kata Nurfauzi. Peluncuran album perdana yang berisi 24 lagu hasil karya Gesang itu diharapkan mampu menarik penggemar musik muda, dan tidak hanya penggemar musik keroncong yang umumnya kaum usia tua. Album yang diproduksi PT GNP itu dikemas khusus dan spesial, karena lagu-lagu di dalamnya direkam saat maestro keroncong asal Solo itu usianya beranjak 85 tahun, sedangkan untuk rekaman videonya diselesaikan saat Gesang berusia 90 tahun. Lagu karya Gesang mayoritas telah melegenda di antaranya Bengawan Solo, Caping Gunung, Andeng-andeng, Jembatan Merah, Sebelum Aku Mati, dan Pamitan. Lagu-lagu Gesang di album itu dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi keroncong angkatan setelah Gesang seperti Waldjinah, Sundari Soekotjo, Mus Mulyadi, Tuti Maryati, Harry & Iin Indri, Asti Dewi C, dan Melani Tunas. Ia berharap albun Karya Emas Gesang itu akan terjual hingga 2.000 keping VCD dan DVD dalam produksi perdana. Karya gesang itu dipasarkan bukan hanya Jawa dan Indonesia, melainkan sudah merambah ke mancanegara seperti Jepang, Suriname, Belanda, dan China. Peluncuran album karya Gesang juga dimeriahkan oleh artis keroncong asal Kota Solo, Iin Indri, yang menyanyikan lagu berjudul Andeng-andeng, kemudian Asti Dewa yang melantunkan karya Gesang berjudul Tembok Besi. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008