Jakarta, (ANTARA News) - Kepuasan publik pada kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali naik secara signifikan, setelah hasil survei sebelumnya menunjukkan terjadi penurunan karena dipengaruhi kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Direktur Eksekutif Lembaga survei Indonesia (LSI) Syaiful Mujani, di Jakarta, Minggu, mengatakan dalam empat tahun menjabat sebagai presiden, tingkat kepuasan publik pada kinerja SBY sangat fluktuatif, namun cenderung menurun. "Penurunan terdalam ditemukan pada Juni 2008, di mana kepuasan SBY di bawah 50 persen, yaitu 45 persen," katanya saat menerangkan hasil Survei LSI. Namun, pada September 2008, survei memperlihatkan kepuasan publik kembali naik menjadi 56 persen. Menurut Syaiful penurunan tingkat kepuasan publik disebabkan kebijakan yang diambil pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Publik kembali memberikan respon positif setelah tiga bulan karena ada kebijakan pemberian kompensasi yang diberikan untuk rakyat atas kenaikan harga BBM. Kebijakan ini ditanggapi positif oleh rakyat sehingga hasil survei selanjutnya memperlihatkan kenaikan tingkat kepuasan publik. Ia memperkirakan tingkat kepuasan relatif baik hingga Desember 2008. "Kemungkinan mulai menurun pada Januari hingga Juni 2009 karena krisis keuangan global," katanya. Apabila efek krisis tersebut tidak dapat dinetralisasi maka kemungkinan besar kepuasan atas kinerja SBY akan menurun Tingkat kepuasan atas kinerja SBY ini paralel dengan tingkat dukungannya. Survei yang dilakukan LSI menunjukkan ada korelasi antara tingkat kepuasan dengan dukungan. Jika kepuasan pada kinerja SBY naik, maka dukungan terhadap presiden juga naik, demikian sebaliknya. Menanggapi hasil survei tersebut, Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng yang juga menjabat sebagai Ketua Departemen Sumber Daya Manusia Partai Demokrat ini mengatakan mengapresiasi hasil survei tersebut. "Kami tetap optimis melihat 2009. Presiden akan tetap fokus menjalankan tugas-tugas pemerintahan," katanya. Sementara itu, mengenai krisis keuangan global, Andi mengatakan pemerintah telah menyiapkan paket kebijakan untuk mengatasi krisis tersebut.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008