Kota Quebec (ANTARA News) - PBB akan menjadi tuanrumah pembicaraan krisis keuangan yang diusulkan oleh Presiden Perancis Nicolas Sarkozy untuk memperkuat perlunya akan suatu perbaikan multilateral, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan Sabtu.Dengan mengadakan pembicaraan di sekretariat PBB di New York, ia mengatakan, akan "memberi keabsahan universal pada usaha ini dan akan mendemonstrasikan keinginan kolektif untuk menghadapi tantangan global yang serius ini".Sekjen telah bertemu dengan Sarkozy pada pertemuan puncak ke-12 Francophonie (negara penutur bahasa Perancis), tempat presiden Perancis itu mendesakkan pertemuan Kelompok Delapan (G8) negara industri maju, dan sejumlah negara lainnya, untuk memikirkan pemeriksaan secara seksama atas sistim keuangan global. Seorang pejabat pemerintah Bush sebaliknya mengatakan presiden AS akan lebih suka untuk mengadakan pertemuan puncak itu sendiri di AS, tempat krisis global itu mulai. Pejabat itu bagaimanapun tidak menyebutkan secara khusus tanggal bagi pertemuan tersebut. Francophonie, agendanya telah disita oleh krisis keuangan, diperkirakan Minggu akan menyerukan jawaban "mendesak dan terkoordinasikan" terhadap krisis itu, menurut rancangan pernyataan bersama. Kelompok 55 negara penutur bahsa Perancis itu pertama-tama akan mengadakan forum utara-selatan sejak krisis keuangan itu, menawarkan prospek penilaian dampaknya pada negara-negara termiskin. "Benar-benar paradoks bahwa dunia sedang berkembang belum tersentuh benar-benar oleh krisis itu. Tapi mereka juga dengan jelas, sangat khawatir," kata seorang pembantu senior PM Kanada Stephen Harper. Sarkozy dan Harper Jumat mendesakkan pada awal pertemuan puncak tiga hari Francaphonie itu agar pembicaraan krisis itu akhir tahun ini. "Kami berdua setuju tidak ada waktu terlambat, dan karena itu, saya akan menyumbang sepenuhnya pada gagasan anda untuk mengadakan semacam forum pada awal Desember paling lambat," kata Ban dalam sepucuk surat pada Sarkozy. Sekjen PBB telah memberikan "dukungan kuat" pada penyelenggaraan "pertemuan G8 darurat, diperluas untuk mengatasi masalah mendesak ini, dan juga untuk mencakup partisipasi sekretaris jenderal PBB, dan juga pemimpin Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional". "Format seperti itu akan memungkinkan kita untuk bertindak secara lebih efektif pada saat krisis yang minta pemecahan global melalui kemitraan internasional yang kohesif," katanya. Sarkozy, yang negaranya memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa, minta perubahan sistim keuangan global. Ia menegaskan kembali mengenai "pemecahan ambisius dan pragmatis" terhadap kesulitan sekarang ini. Dan ia mengatakan pembicaraan itu harus sedikitnya mencakup Kelompok Tujuh negara industri maju (G7) dan Rusia, serta juga lebih disukai Cina, India, Afrika Selatan, Meksiko, Brazio dan "sebuah negara Arab", mungkin Mesir, untuk berhasil. Kemudian, Bush menjadi tuanrumah Sarkozy dan kepala Komisi Eropa Jose Manuel Barroso di tempat peritirahatannya di Maryland untuk membicarakan rencana guna menanggulangi kekacauan keuangan global yang sangat hebat sejak keruntuhan pasar 1929 yang mengantar Depresi Besar itu. Bush mengakui perlunya pembaruan, tapi dalam satu pidato di Washington Jumat juga memperingatkan terhadap kemungkinan "konsekuensi yang tak diinginkan" dari regulasi baru dalam ekonomi. Ban sementara itu mengatakan solusi harus juga tidak menggelincirkan upaya PBB untuk memberantas kemiskinan, perang melawan dampak perubahan iklim dan mengatasi krisis keuangan, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008