Kupang (ANTARA News) - Penghitungan suara pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Rote Barat Laut berakhir ricuh, setelah sekelompok massa menyerbu kantor PPK Rote Barat Laut yang baru usai melakukan penghitungan suara dan membakar kantor camat.Sejumlah saksi mata yang dihubungi ANTARA di Busalangga, ibukota Kecamatan Rote Barat Laut pada Sabtu petang melaporkan, konsentrasi aparat keamanan tertuju pada pengamanan di Ba`a, ibukota Kabupaten Rote Ndao, yang terus dipenuhi gelombang demonstran, sehingga ketika sekelompok orang melakukan penyerangan ke kantor camat Rote Barat Laut, aparat tidak sigap.Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Rote Ndao, Robert H Lona yang dihubungi di Ba`a pada Sabtu petang mengatakan, kelompok yang masuk ke tempat penghitungan suara di PPK Rote Barat Laut itu, muncul secara mendadak."Saat itu penghitungan suara sudah selesai, petugas PPK juga sudah menanyakan para saksi yang setuju dengan hasil penghitungan sehingga hadirin di kantor camat bertepuk tangan. Namun, muncul sekelompok orang merampas kotak dan surat suara lalu membakarnya di halaman kantor," kata Lona.Setelah membakar kotak suara dan surat suara, lanjut Lona, kelompok itu masuk ke dalam kantor lalu membakar kantor camat Rote Barat Laut. Kini, kantor itu hanya tinggal puing-puing. Informasi yang diperoleh menyebutkan, sekelompok orang telah diamankan aparat yang diterjunkan dari Polres Rote Ndao. Bahkan, pada Minggu (19/10), pasukan Brimob dari Kupang akan diterjunkan ke Rote Ndao untuk meredam gejolak yang mungkin terus berlanjut. Ketua KPUD Rote Ndao menegaskan, meskipun ada usaha menekan KPUD untuk menghentikan penghitungan suara, namun KPUD tetap pada sikap melanjutkan penghitungan suara. Pasangan calon untuk sementara yang memimpin perolehan suara adalah Crhristian Nehemia Dillak, SH-Zacarias Manafe (Nazar). Empat pasangan lainnya adalah, Drs. Lens Haning, MSi-Drs. Marthen Luther Suek, MSi (Lentera), Drs. Alfred Zacaria, MSi-Drs. Stef Mbatemoi (AS), Bernad Pelle, SIP-Nur Yusac Ndu Ufi, SE (Benar) dan Drs. Marthen Luther Henukh, MH-Junus Fanggidae (Majus).(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008
Sifat idengki adalah peninggalan kolonial. Maka tinggalkan dan mari kita berpikir dewasa, berjoang untuk maju menyongsong masa depan yang cerah dan masih jauh. merdeka.