Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah belum akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri meskipun harga minyak dunia akhir-akhir ini mengalami penurunan hingga di bawah 75 dolar AS per barel bahkan sempat di bawah 70 dolar AS per barel.
"Perhitungan (harga BBM dalam negeri) tidak hanya berdasar harga minyak dunia saja, tapi juga kurs, kurs kan masih sekitar Rp9.800 per dolar AS," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan (BKF) Anggito Abimanyu akhir pekan ini di Jakarta.
Selain itu, lanjut Anggito, penurunan harga minyak internasional juga baru terjadi dalam beberapa hari terakhir saja sehingga harga rata-rata internasional sebenarnya juga masih di atas harga domestik.
Penurunan harga minyak hingga mencapai sekitar 70 dolar AS per barel baru terjadi dalam beberapa hari ini saja sehingga belum diketahui apakah akan berlanjut hingga akhir tahun.
"Ini baru satu-dua hari saja, kita kan belum tahu bagaimana sampai akhir tahun, kondisinya masih seperti 'roller coster', kami tidak mau berandai-andai," katanya.
Ia menyebutkan, pemerintah masih akan berpegang kepada APBNP 2008. Perhitungan harga BBM tidak hanya berdasar satu faktor tetapi harus memperhatikan harga dan perkembangan kurs. APBNP 2008 menetapkan asumsi harga minyak sebesar 95 dolar AS per barel.
Anggito menyebutkan, selama Januari hingga pertengahan Oktober 2008, rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) masih di atas 100 dolar AS."Jadi masih cukup tinggi dibanding dengan subsidinya karena kami menghitung tidak hanya dari perkembangan selama satu-dua hari saja tapi sepanjang tahun," tegasnya.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008
giliran harga minyak dunia naik pemerintah siap-siap deh nyekik leher rakyat, eh giliran dah turun......adem ayem aja!!!
SEPULUH KALI SEPULUH CAPE DEH!!!!!!!!!!