Jakarta (ANTARA News) - Sebagai kandidat serius calon presiden Sri Sultan Hamengkubuono X kalah popularitas dari Jusuf Kalla, kata salah satu Ketua DPP Partai Golkar (PG) Muladi."Dari perhitungan sementara, Sultan itu hanya didukung satu-dua daerah, begitu juga Fadel (Muhammad). Sedangkan Jusuf Kalla namanya hampir menyeluruh karena penghormatan sebagai ketua umum partai," katanya kepada pers, di sela-sela Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke-4 Partai Golkar (PG) di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Sabtu.Ia mengatakan itu menanggapi mencuatnya nama Sri Sultan Hamengkubuono X mendekati Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 dari internall PG.Terhadap pernyataan itu, Muladi spontan menilai, nama Sultan tidak bisa mengungguli popularitas Jusuf Kalla.Ia juga memastikan, munculnya sejumlah tokoh yang layak masuk bursa pemilihan presiden 2009, tidak akan memecah belah PG. "Golkar itu partai yang sangat demokratis," katanya.Muladi juga menambahkan, perbedaan pandangan (dalam tubuh partai) merupakan bagian dari dinamika partai berlambang pohon beringin ini, karena menandakan banyak tokoh yang dianggap pantas dicalonkan.Usai Pemilu Dari forum Rapat Paripurna ke-3 Rapimnas ini, sebagian besar Dewan Pengurus Daerah (DPD) dalam pandangan umum meminta penjaringan calon presiden (Capres) dilaksanakan usai Pemilu legislatif (Pileg) 2009. Hanya empat DPD mendesak nominasi Capres segera dilakukan. DPD Kalimantan Tengah, misalnya, setuju dengan usulan penetapan Capres dan calon wakil presiden (Cawapres) setelah Pileg 2009. Tetapi jika diterapkan metode survei, DPD PG kalteng berpendapat, tidak ada salahnya jika nominasi Capres dilaksanakan sekarang. Sedangkan DPD Jawa Barat (Jabar) juga menyatakan, tetap akan berpegang pada keputusan Rapimnas 2007. "Tetapi untuk sekedar membuat para pemilih tahu, kita bikin tabulasi data, mana-mana yang pantas jadi presiden," kata Ketua DPD PG Jabar. Juru bicara (Jubir) DPD PG Sumatera Barat (Sumbar) meminta nama-nama Capres dan Cawapres PG dilakukan awal tahun 2009. DPD PG memang tetap pada kesepakatan sebelumnya, penetapan Capres dan Cawapres pada prinsipnya dilakukan pada suatu Rapimnas Khusus usai Pileg. Namun, alangkah baiknya nominasi nama-nama itu sudah disebutkan pada bulan Januari dan Februari 2009. Jubir DPD Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, yang langsung dinyatakan Ketuanya Gandung Pardiman. Tokoh kontroversial ini langsung menyebutkan tujuh nominator Capres. "Tetapi kami juga sepakat pengumuman Capres dilakukan 2009. Namun, nominatornya sudah kami siapkan dari sekarang. Ada tujuh yang telah kami siapkan," ungkapnya. Tujuh nominasi itu dimaksud, yaitu Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Sultan Hamengkubuwono X, Akbar Tandjung, Surya Paloh dan Muladi.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008