Batam, (ANTARA News) - Para pengusaha mengancam akan memadamkan seluruh listrik hotel dan mal bila PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam -- manajemen swasta Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero -- tetap memberlakukan kenaikan tarif 14,8 persen. "Kita akan menggelapkan dunia usaha selama tiga hari. Semuanya, hotel, restoran dan industri," kata Tim Advokasi Pengusaha Batam Abdullah Gosse di Batam, Sabtu. Bila pada tagihan rekening PLN tanggal 20 November tetap menggunakan tarif baru, maka pada 21-24 November, penggelapan dunia usaha dilaksanakan, kata dia. Menurut Gosse, kenaikan tarif listrik industri oleh PT PLN Batam merupakan upaya pemboikotan pelaksanaan Kawasan Perdagangan Bebas (FTZ) Batam dan Visit Batam Year (VBY) 2010, sehingga pengusaha akan membalasnya dengan memboikot listrik PLN. FTZ Batam dan VBY, kata dia, membutuhkan daya listrik yang besar dan murah untuk menarik investor menanamkan modal di kota tetangga Singapura itu. Jika harga listrik dinaikan, maka akan menghambat pelaksanaan FTZ Batam dan VBY 2010. Ia mengatakan PT PLN Batam tidak menghargai upaya pemerintah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meningkatkan perekonomian nasional dengan pemberlakuan FTZ. "PLN tidak mengamankan perekonomian nasional," katanya. Sementara itu, Walikota Batam Ahmad Dahlan mengatakan akan memfasilitasi pertemuan PT PLN Batam dengan pengusaha agar dapat berunding, mencari jalan tengah. Sebelumnya, Menteri Energi dan sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Peraturan Menteri ESDM No.33/2008 tentang Harga Jual Tenaga Listrik PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam, Menteri ESDM menyepakati kenaikan Tarif Listrik Batam (TLB) yang PT PLN Batam. TLB naik rata-rata 14,8 persen per 1 Oktober 2008. Perubahan tarif listrik itu akan ditagihkan kepada pelanggan pada bulan November 2008. "Setelah naik, harga listrik Batam rata-rata Rp1.074 per KWH, sebelumnya Rp935,5 per KWH," kata Direktur Utama PT PLN Batam Zainuddin. Kenaikan TLB, kata dia terpaksa dilakukan akibat meningkatnya harga gas, bahan bakar utama pembangkit listrik PT PLN Batam.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008