Jakarta (ANTARA) - Kepala Pelatih Tunggal Putra PBSI Hendry Saputra mengaku puas dengan penampilan Anthony Sinisuka Ginting kendati hanya menyabet runner up dari ajang BWF World Tour Finals 2019 Guangzhou.
Dalam partai final di Tianhe Gymnasium, Minggu, Anthony harus menerima kekalahan 21-17, 17-21 dan 14-21 dari peringkat satu dunia asal Jepang Kento Momota.
"Kalau berbicara hasil saya rasa untuk tunggal putra sudah oke. Kami sudah sampai final, tidak ada yang lebih tinggi lagi. Tinggal pilihannya juara atau runner up," kata Hendry Saputra dalam rilis resmi PP PBSI di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Anthony bersyukur jadi runner-up meski sudah bermain maksimal
Lewat duel yang berlangsung selama 87 menit itu, Hendry mengatakan bila Anthony punya kualitas yang baik untuk mengimbangi permainan tunggal putra terbaik di dunia itu. Bahkan, menurut Hendry, Anthony mampu mengungguli permainan Momota pada gim pertama dan kedua.
Meski begitu, Hendry juga mencatat beberapa poin penting yang harus segera dibenahi Anthony selepas kejuaraan ini terutama dari segi ketahanan kaki.
"Secara keseluruhan penampilan Ginting sudah oke. Di gim pertama dia oke, begitu juga di gim kedua. Secara kualitas sangat bisa mengimbangi, bahkan unggul di pertandingan tadi. Tapi kalau saya perhatikan di pertandingan tadi sepertinya kendala Ginting ada di kaki, bukan dari tenaga, teknik atau yang lainnya. Jadi memang tadi di gim ketiga itu pergerakan kakinya sudah tidak bisa maksimal," ungkapnya.
Baca juga: Anthony Ginting gagal rebut gelar BWF Finals setelah kalah dari Momota
"Saya rasa kita harus terima hasil ini, karena memang Ginting juga sudah berjuang dengan sangat maksimal dan bagus sekali penampilannya. Jadi pekerjaan rumahnya, setelah kejuaraan ini harus lebih ditingkatkan dan dilatih lagi kekuatan kakinya," tutur Hendry menjelaskan.
Sektor tunggal putra mengirimkan dua wakilnya ke BWF World Tour Finals 2019. Selain Anthony yang finis di urutan kedua, ada debutan Jonatan Christie yang belum berhasil melalui fase penyisihan grup setelah harus menelan dua kekalahan dan satu kemenangan.
Baca juga: Hendra/Ahsan tak sangka catatkan gelar ketiga di World Tour Finals
"Kalau untuk Jonatan saya lihat memang kondisinya kurang prima saat turun di kejuaraan ini. Selain itu, memang harus diakui juga, dengan kondisi lapangan yang seperti ini, hanya ada beberapa pemain saja yang bisa mengatasi dan menguasainya. Jonatan salah satu pemain yang cukup kesulitan dengan kondisi seperti ini. Kondisi seperti ini juga cukup berpengaruh untuk para pemain," katanya.
Meski puas dengan performa kedua pemainnya, Hendry menegaskan bahwa setelah turnamen ini timnya akan berlatih lebih keras lagi dan membenahi PR yang harus segera diselesaikan.
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019