Pekanbaru (ANTARA News) - Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak tetap optimistis krisis keuangan tidak akan mempengaruhi pencapaian target penerimaan pajak pada tahun 2008. Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Humas Ditjen Pajak Joko Mulyo Saputro di Pekanbaru, Jumat, mengatakan bahwa kinerja realisasi penerimaan hingga September 2008 sudah jauh melebihi pencapaian pada tahun lalu. "Kami optimistis bisa terealisasi karena penerimaan pajak hingga September 2008 sudah lebih sekitar 47 persen dari pencapaian pada tahun sebelumnya," kata Joko di sela Rakor Direktur Utama dan Forum Strategis Direktur Pemasaran Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (BPDSI). Pemerintah menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp477,77 triliun dalam APBN-P 2008. Target tersebut berdasarkan asumsi pertumbuhan ekonomi 2008 berkisar 6,4 persen dengan angka baseline penerimaan pajak tahun 2007 yang sebesar Rp382,22 triliun (di luar PPh migas). Meski begitu, ia juga tidak menampik dampak krisis keuangan global akan berpengaruh pada penerimaan pajak pada tahun 2009. Menurut dia, penerimaan juga berkurang setelah adanya kebijakan keputusan pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) yang mengakibatkan kerugian potensial (potential lost) hingga Rp40 triliun. Pemerintah belum lama ini juga menghapuskan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk tiga subproduk elektronik dari lima produk utama untuk mendongkrak kinerja salah satu sektor padat karya ini sekaligus menghambat serbuan produk ilegal. Namun, ia yakin jumlah penerimaan pajak hingga akhir tahun bakal mencapai target. Menurut dia, perbaikan internal Ditjen Pajak telah menghasilkan pemasukan lebih besar. Selain itu, tentu saja penerimaan pajak luar negeri,terutama dari pungutan ekspor minyak kelapa sawit yang sempat "kinclong" selama semester I 2008 telah mendukung tercapainya realisasi target penerimaan tahun ini. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008