Cilacap (ANTARA News) - Ibunda Imam Samudra, Embay Badriyah, menyatakan dirinya merasa yakin anaknya tidak akan dieksekusi, karena Allah akan membukakan pintu kebenaran.
"Saya berharap bisa membebaskannya. Saya berkeyakinan Imam Samudra tidak akan dieksekusi karena dia adalah 'jundullah' (tentara Allah)," kata Embay Badriyah di Dermaga Wijayapura, Cilacap, sebelum menyeberang ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Batu, Pulau Nusakambangan, Jumat.
Menurut dia, sebagai tentara Allah, mereka (Imam Samudra, Amrozi, dan Mukhlas) pasti akan dibukakan pintu kebenaran oleh Allah.
Untuk saat ini, kata dia, manusia hanya berdoa, tetapi kalau itu terjadi (eksekusi, red.) adalah takdir.
Dikatakannya, kalau memang pertemuan kali ini merupakan yang terakhir (sebelum eksekusi, red.) akan dikembalikan kepada Allah, karena hidup dan mati seseorang di tangan Allah.
Sementara itu, kakak Imam Samudra, Aliah, mengemukakan sebuah keikhlasan tetap sulit, karena umur manusia di tangan Tuhan, bukan di tangan manusia.
Seperti yang diketahui, keluarga tiga terpidana mati kasus Bom Bali I, Amrozi, Mukhlas, dan Imam Samudra mengunjungi mereka di LP Batu, Jumat (17/10) untuk bersilaturahmi setelah Lebaran.
Kejaksaan Agung berencana mengumumkan eksekusi bagi tiga terpidana mati tersebut pada 24 Oktober mendatang. (*)
Copyright © ANTARA 2008
Tapi mbak, adik mbak sudah berlaku seperti Tuhan dengan mengambil paksa nyawa ratusan orang melalui bomnya. Gak usah merengek-rengek minta eksekusi pancunglah, korban bom itu juga tidak minta mati dengan cara dibom. Jangan2 \"tentara Allah\" ini takut mati!!!!
1.dr mana ibu tahu Tuhan akan buka pintu kebenaran.
2.dr mana ibu tahu mrk diangkat jd tentara
3.kenapa diblg takdir,padahal anda yg main bom.kalo permainan anda adalah pikiran baik,ucapan baik,perbuatan baik pasti tdk kayak gini.
semoga kalian selalu berbahagia.