Jakarta (ANTARA) - Politisi senior PPP Akhmad Muqowam meminta Soeharso Monoarfo selaku Plt Ketua Umum PPP merangkul semua tokoh partai tersebut.
Upaya itu menurut dia harus dilakukan karena sangat penting agar PPP dapat berkembang menjadi partai kuat terutama dalam menghadapi Pemilu 2024.
Baca juga: Humprey dorong PPP islah hadapi Pemilu 2024
Baca juga: PPP diprediksi tidak akan pecah karena pemilihan ketum baru
Baca juga: PPP bahas pelaksanaan Muktamar IX di Mukernas
"Tantangan saat ini sangat kompleks. Oleh karena itu, semua tokoh dan kekuatan PPP harus bersatu," kata Akhmad Muqowan, di Jakarta, Sabtu.
Menurut Muqowam, sikap islah atau semangat merangkul itu harus muncul dari tokoh PPP yang memiliki sikap kenegarawanan, dan semangat bersatu harus muncul dari Soeharso Monoarfa untuk merangkul Humphrey Djemat dan timnya.
Muqowam yang juga mantan Wakil Ketua DPD RI itu menilai, PPP secara yuridis sebenarnya sudah tidak ada masalah lagi, tetapi secara sosiologis masih perlu mendorong komunikasi agar semua kekuatan PPP dapat bersatu.
"Islah atau lebih tepatnya semangat bersatu para tokoh ini penting agar PPP kuat dapat menghadapi Pemilu 2024," ujarnya.
Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menilai konflik internal PPP dan dualisme kepemimpinan yang berkepanjangan membuat raihan elektoral partai tersebut "jeblok", sehingga langkah terbaik adalah melakukan islah.
"Konflik dualisme yang berkepanjangan membuat masa depan PPP menjadi suram, tidak ada cara penyembuhan selain islah dan bersatu," kata Pangi.
Dia menilai PPP sudah terlalu lama berkonflik dan sesungguhnya berdampak pada soliditas internal dan mempengaruhi kerja-kerja politik partai dalam tiap momentum politik.
Menurut dia, Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP yang digelar hari ini, Sabtu (14/12) bisa menjadi momentum bersatunya dua kubu kepemimpinan sehingga keduanya harus menyadari bahwa konflik tidak akan berguna bagi internal partai.
“Faksi itu biasa dan alamiah dalam parpol. Jadi keinginan Ketua Umum DPP PPP Muktamar Jakarta, Humprey Djemat yang ingin PPP kembali bersatu, seharusnya bisa diterima kubu satunya lagi,” ujarnya.
Pangi menilai masing-masing kubu Suharso dan Humphrey jangan egois karena yang harus diutamakan adalah kemaslahatan dan masa depan partai.
Menurut dia, kedua kubu diuji kenegarawanannya sehingga kalau ingin islah maka harus sungguh-sungguh sehingga jangan timbulkan konflik baru.
“Jangan terlalu egois, jauh lebih utama kemaslahatan dan masa depan PPP diprioritaskan ketimbang kepentingan jangka pendek, kekuasaan untuk kepentingan pribadi," ujarnya.
Kedua kubu menurut Pangi harus berpikir jernih, menahan diri dan bagaimana bekerja keras agar kedua kubu bisa segera islah demi menatap masa depan yang lebih baik.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019