Washington, (ANTARA News) - Perekonomian di Asia harus mempertimbangkan penjaminan deposito bank sebagai opsi bertahan terhadap guncangan pasar dunia meski sistem keuangan kawasan ini masih baik, kata pimpinan Dana Moneter Internasional (IMF) Asia.
Negara Eropa dan AS juga telah menjamin deposito untuk mengangkat kepercayaan investor dari permasalah kredit di tengah meluruhnya pasar saham dunia, demikian diwartakan AFP.
"Saya pikir Asia perlu berfikir serius mengenai itu (jaminan deposito)," kata David Burton, Direktur IMF untuk Asia Pasifik, Kamis.
"Tak hanya diperlukan satu ukuran pasti untuk semua kebijakan namun itu sesuatu yang harus dipertimbangkan negara-negara di kawasan ini dan saya yakin dipertimbangkan," katanya.
Singapura, Hong Kong, Australia, dan Selandia Baru beberapa hari ini mengambil langkah untuk menjamin seluruh deposito sedang Jepang mengatakan akan mempertimbangkan memperluas skema dukungan pemerintah untuk menjamin deposito sampai 100.000 dolar.
Burton mengatakan bahwa penjaminan di AS dan Eropa menimbulkan pertanyaan yang kritis, apakah di Asia kerugian itu akan mengalihkan deposito dari perbankan, jika tidak ada jaminan.
"Bagaimanapun diperlukan "langkah-langkah untuk bertahan," katanya.
Burton mengutip contoh larinya Bank of East Asia di Hong Kong bulan lalu setelah rumor mengenai stabilitas dengan para nasabah sempat bertikai dengan polisi ketika mereka mencoba menarik dana mereka.
Perekonomian Asia yang menghadapi krisis keuangan besar pada 1997-1998, kini menikmati pertumbuhan yang tinggi dan membengkaknya cadangan devisa dengan defisit fiskal dan tingkat utang yang rendah yang membuat mereka menjadi tempat yang menarik pada krisis keuangan dunia saat ini, katanya.
IMF, kata Burton, tidak akan ragu untuk menalangi perekonomian Asia jika mereka membutuhkan -- seperti pada saat krisis satu dekade lalu ketika lembaga itu menerapkan banyak kebijakan untuk membantu.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008