Beijing (ANTARA) - Kicauan yang diunggah pemain klub sepak bola Arsenal berkewarganegaraan Jerman Mesut Ozil di akun Twitternya menuai kecaman dari sejumlah warganet di China.

Pemain berdarah Turki itu dalam Twitternya merujuk Daerah Otonomi Xinjiang, China, yang banyak dihuni etnis minoritas Uighur tersebut dengan sebutan "East Turkistan".

Beberapa warganet dan penggemar sepak bola di China, Jumat (13/12), menyayangkan kicauan tersebut karena tidak seharusnya seorang pemain sepak bola sekelas Ozil turut mencampuri urusan dalam negeri China dengan menunjukkan dukungannya terhadap kelompok separatisme di Xinjiang.

Bahkan beberapa penggemar Arsenal ada yang menyerukan pemboikotan klub papan atas Liga Inggris itu.

Pandangan pribadi

Pada Sabtu dini hari Arsenal secara resmi mengeluarkan statemen di akun Sina Weibo bahwa apa yang diunggah Ozil merupakan pandangan pribadi.

Sebagai klub sepak bola, Arsenal menegaskan pendiriannya untuk tidak mencampuri urusan politik.

Namun statemen yang diunggah dalam bahasa Mandarin di media sosial China itu belum bisa meredakan kemarahan para penggemar sepak bola di China yang menginginkan klub tersebut mengunggah permohonan maaf kepada mereka dalam bahasa Inggris di Twitter, demikian Global Times.

Sina Sports juga telah mengunggah status di Weibo dengan menyebut pernyataan Ozil telah melukai para penggemarnya di China.

Trending topic #Ozil telah dilihat lebih dari 300 juta kali dan beberapa warganet ramai-ramai mengidentifikasi akun Ozil di Weibo.

"Ozil Tieba" sebagai komunitas penggemar Ozil di China yang beranggotakan 100 ribu orang itu mengumumkan penutupan akun di Weibo beberapa saat setelah pesepak bola yang pernah mengantarkan Jerman menjuarai Piala Dunia 2014 di Brasil itu mengunggah kicauan di Twitternya.

"Demi kepentingan nasional, kegemaran apa pun seseorang tidak perlu diutarakan," demikian pernyataan komunitas tersebut.

Penampilan disorot

Pada Juli 2018, Ozil yang keturunan Turki itu keluar dari tim nasional Jerman setelah bertemu dengan Presiden Turki Recep Erdogan. Pada saat itu penampilan Ozil juga disoroti karena Jerman sebagai juara bertahan telah tersisih di babak penyisihan putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia.

""Kebebasan berpendapat punya batasan-batasan tertentu dan seharusnya digunakan untuk menghormati kedaulatan negara serta tidak mencampuri urusan dalam negeri sebuah negara. Seharusnya pula digunakan untuk menentang kekerasan dalam menjaga keamanan dan ketertiban," demikian pernyataan yang diunggah dongqiudi.com, salah satu laman berita sepak bola terbesar di China, Jumat (13/12).

"Komentar Ozil telah melukai perasaan rakyat China dan perbuatan tersebut tidak bisa kami terima. Sebagai media sepak bola dan warga China, kami sangat mengutuk perbuatan tersebut," tambah laman berita itu.

"East Turkistan"

Menurut buku putih yang diterbitkan Kantor Informasi Dewan Pemerintahan China pada Juli 2019 tentang Sejarah Xinjiang bahwa sejarah China tidak pernah berkaitan dengan Turkistan Timur dan tidak pernah mengenal negara "East Turkistan" seperti disebut Ozil dalam akun Twitternya itu.

Sebutan negara East Turkistan merupakan alat politik dalam upaya separatisme dan kelompok-kelompok anti-China yang ingin memisahkan diri dari daratan Tiongkok itu, demikian media resmi di China.

Baca juga: Oezil ingin bela Arsenal sampai 2021

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019