New York, (ANTARA News) - Harga minyak merosot lagi pada Kamis waktu setempat, dengan harga minyak mentah New York jatuh ditutup di bawah 70 dolar AS, untuk pertama kalinya sejak Agustus 2007 di tengah berita bahwa stok minyak AS meningkat. Kenaikan cadangan bahan bakar minyak AS melebihi proyeksi pasar dan data menunjukkan konsumsi minya di konsumen energi terbesar dunia itu turun tajam, mempertinggi kekhawatiran tentang permintaan. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman November, merosot 4,69 dolar AS menjadi ditutup pada 69,85 dolar AS per barel. Harga sempat menyentuh posisi terendah 68,57 dolar AS. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman pada November merosot 4,48 dolar AS menjadi mantap pada 66,32 dolar AS, Harga sempat terpukul ke posisi terendah perdagangan harian 65,45 dolar AS. Setelah mengalami penurunan hampir empat dolar AS pada Rabu, kontrak berjangka New York turun di bawah 70 dolar AS setelah Departemen Energi AS (DoE) melaporkan cadangan bensin dan minyak mentahnya naik lebih tajam dari perkiraan. DoE mengatakan stok minyak mentah terangkat 5,6 juta barel menjadi 308,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 10 Oktober. Sebagian besar analis memperkirakan kenaikan 2,2 juta barel. Cadangan bensin naik 7,0 juta barel menjadi 193,8 juta barel, jauh melampaui perkiraan pasar naik 2,8 juta barel. Pelemahan permintaan turun lagi: konsumsi produk BBM dalam empat pekan merosot 8,9 persen dari setahun lalu, menjadi rata-rata 18,6 juta barel per hari. "Selama dolar tidak memberikan sinyal pelemahan dan OPEC tidak bereaksi, harga minyak akan terus tergelincir," kata Thierry Lefrancois, kata analis Natixis. OPEC, mengkhawatirkan harga minyak yang telah kehilangan separuh nilainya sejak rekor tertinggi Juli, menjadualkan ulang sebuah pertemuan khusus untuk membahas dampak krisis finansial global menjadi 24 Oktober dari semula 18 November. Anggota kartel OPEC "sekarang sedang menghadapi kenyataan penurunan harga minyak dan realisasi tumbuhnya sekonomi dunia sudah dalam resesi," kata Lawrence Eagles dari JP Morgan. "Membawa pertemuan maju menjadi Jumat, 24 Oktober, mengirimkan sebuah sinyal yang jelas bahwa OPEC mengkhawatirkan cepatnya penurunan harga minyak yang telah melampaui harga preferensi 80 dolar AS per barel," kata Eagles. Lefrancois mengatakan OPEC "perlu menurunkan produksinya 1,5 hingga 2 juta barel" untuk menghentikan kejatuhan harga.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008