Dalam setahun, sekitar tujuh juta TEUs kontainer dengan barang ekspor dan impor keluar dan masuk pelabuhan Tanjung Priok,Jakarta (ANTARA) - Praktisi bidang kepelabuhanan Indonesia, Sabri Saiman menegaskan jika pembatasan waktu operasional truk kontainer dapat merusak sistem perekonomian nasional.
"Dengan pembatasan kontainer dapat merusakan sistem yang sudah dibangun selama ini," tegas Sabri di Jakarta, Jumat.
Alasannya, ujar Sabri Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan terbesar di Wilayah Barat Indonesia. Pelabuhan merupakan pintu gerbang perekonomian nasional.
"Dalam setahun, sekitar tujuh juta TEUs kontainer dengan barang ekspor dan impor keluar dan masuk pelabuhan Tanjung Priok," ungkap mantan anggota Komisi V DPR RI itu.
Menurut dia, jika pembatasan itu dilakukan dapat mengakibatkan ambruknya perekonomian secara nasional.
Baca juga: Sabri Saiman: PMI milik masyarakat
"Walaupun hanya beberapa jam per hari, karena kapal di pelabuhan ada waktu sandar (dwelling time), makin cepat makin baik," tegas Sabri.
Sebelumnya Pemerintah Kota Jakarta Utara bersama unsur terkait tengah mengkaji lanjutan pembatasan jam operasional truk kontainer.
Pemkot mengklaim pembatasan itu telah mendapat dukungan dari 23 elemen masyarakat salah satunya Dewan Kota Jakarta Utara.
Ketua Dewan Kota Jakarta Utara, Moch Sidik mengatakan, pihaknya mendukung penuh kajian pembatasan jam operasional truk kontainer di Jakarta Utara.
“Kita bisa memungkiri Jakarta Utara merupakan kota jasa dengan adanya pelabuhan. Tapi jam operasionalnya harus disesuaikan sehingga tidak menyebabkan kemacetan,” tambah Sidik.
Dia juga menilai, pembatasan jam operasional mulai Pukul 06.00 hingga 09.00 WIB yang tengah dikaji ini juga mampu menurunkan angka kecelakaan lalu lintas.
Waktu itu, lanjut dia tergolong jam sibuk masyarakat yang memulai aktifitas seperti bersekolah hingga berkantor.
Pewarta: Fauzi
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019