Jakarta (ANTARA News) - Posisi fraksi Pdi Perjuangan tetap konsisten dengan mencoba meyakinkan fraksi lain kenapa pihaknya berketetapan pada angka 25 sampai 30 persen jumlah kursi sebagai syarat pengajuan Capres, tegas Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI Tjahjo Kumolo di Jakarta, Jumat pagi.
"Kami terus konsisten dengan ini, sembari mencoba meyakinkan fraksi lain, kenapa kami berketetapan pada kisaran angka itu, walaupun dalam lobi ada beberapa yang telah berubah sikap," katanya kepada ANTARA.
Ia mengatakan itu merespons alotnya lobi terakhir pembahasan Rancangan Undang Undang (RUU) Pemilu Presiden (Pilpres) di Hotel Santika, Kamis malam (16/10), terutama berkaitan dengan syarat minimal bagi sebuah partai politik (Parpol) peserta Pemilihan Umum (Pemilu) dalam mengajukan calon presiden (Capres).
Fraksi Partai Golkar telah melunak dengan menurunkan tawarannya dari 30 persen ke 25 persen. Sementara Fraksi Partai Demokrat, juga Pemerintah terkesan masih "mandeg" di angka 15 persen, tidak seperti Fraksi Partai Amanat Nasional yang telah menaikkan angkanya pada 20 persen.
"Sekali lagi, walaupun dalam lobi itu ada beberapa fraksi yang sudah menerima di posisi 20 persen dan masih ada yang tetap stagnan 15 persen, dan Pemerintah mungkin maunya 15 persen, kami tetap konsisten pada posisi antara 25 sampai 30 persen," tegasnya.
Kompromi Politik
Namun, Tjahjo Kumolo yang juga Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI Perjuangan yakin bahwa pembahasan tentang pasal krusial itu pasti akan ada kompromi politik.
"Fraksi kami optimistis bisa mencapai kata kompromi itu sebelum pengesahan pada akhir bulan ini," katanya.
Tetapi, ia kembali mempertanyakan, mengapa ada fraksi-fraksi yang takut dengan 25 hingga 30 persen itu.
"Kan bisa koalisi awal antarpartai, dan dengan kekuatan maksimal itu nanti akan mampu mendapatkan kekuatan pemerintahan yang solid dengan dukungan kekuatan koalisi di Parlemen selama lima tahun penuh tanpa ada pengkhianatan," ujar Tjahjo Kumolo.(*)
memangnya capres yang punya kursi banyak di DPR mampu?. Lihat saja buktinya ytl,
Pilihan pemimpin yang banyak akan menjaring pemimpin yang berkualitas.DPR hanya wakil rakyat yang asal dicoblos saja. Jadi bukan sebagai tolok ukur yang benar.
00BalasLaporkanHapus
17 Oktober 2008
kalau posisinya dibalik ? PDI-P sebagai partai kecil, apa masih mungkin mengusung angka 25-30% ??
00BalasLaporkanHapus
17 Oktober 2008
Konsisten terus PDIP dan Golkar. Terlalu banyak Capres bikin pusing rakyat yang sedang dililit krisis, jangan lagi diperparah dengan inflasi Capres. Partai terlalu banyak saat ini pun malah ikut memiskinkan negara ini koq..! Lihat Hillary yang tidak pindah partai meski kalah bersaing dari Obama. Kalau di RI, kalah malah pindah partai atau buat partai baru. Ada \"tikus\" di rumah bukan rumah yang ditinggalkan kan?
00BalasLaporkanHapus
17 Oktober 2008
Mas Tjahyo,
Anda dibalik itu justru yg tampak ketakutan, populeritas Ibu turun krn apa sih.... ?
Hati-hati dg janji di Banyumas, itu basis nasionalis fanatik
memangnya capres yang punya kursi banyak di DPR mampu?. Lihat saja buktinya ytl,
Pilihan pemimpin yang banyak akan menjaring pemimpin yang berkualitas.DPR hanya wakil rakyat yang asal dicoblos saja. Jadi bukan sebagai tolok ukur yang benar.
Anda dibalik itu justru yg tampak ketakutan, populeritas Ibu turun krn apa sih.... ?
Hati-hati dg janji di Banyumas, itu basis nasionalis fanatik