Jakarta (ANTARA News) - Sebagai negara terbesar di ASEAN, RI harus berada di barisan terdepan dalam mengatasi konflik di perbatasan Kamboja-Thailand yang kini semakin mengeskalasi, kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI Yusron Ihza Mahendra di Jakarta, Jumat pagi.
"Keduanya kan saudara kita sesama anggota ASEAN. Jangan beri peluang pihak lain intervensi. Makanya, saya meminta RI harus ambil peran lebih aktif dan nyata dalam menyelesaikan konflik wilayah Kamboja - Thailand itu, misalnya melalui prakarsa diplomatik," katanya.
Politisi dari Partai Bulan Bintang ini mengaku berada di Kamboja selama tiga hari dan baru tiba di Jakarta Kamis (16/10) sore. "Saya mendapatkan kenyataan, situasi konflik di sana cenderung bereskalasi jika tidak ada pihak yang tengahi," ungkapnya.
Karena itu, ia berharap Pemerintah RI melalui instrumen diplomatiknya segera mengambil peran lebih aktif dan nyata mengatasi konflik sesama saudara anggota ASEAN ini.
"Iya, harus lebih nyata lagi perannya, baik secara bilateral atau ASEAN," katanya melalui ANTARA, merespons konflik yang melibatkan tentara kedua belah pihak di perbatasan Thailand-Kamboja tersebut.
Karena Kamboja dan Thailand sama-sama anggota ASEAN, menurutnya, seyogianya ASEAN sigap menyelesaikan hal ini.
Kirim Pasukan Perdamaian
"Pokoknya jangan beri peluang negara luar ASEAN campur tangan. Dan karena RI merupakan Negara terbesar di ASEAN, seyogianya RI yang terdepan," tandas Yusron Ihza Mahendra lagi.
Anggota Fraksi Gabungan Bintang Pelopor Demokrasi ini,lanjut mengatakan, prakarsa diplomatik yang nyata harus dimainkan RI, misalnya membawa Kamboja dan Thailand ke meja perundingan.
"Jika pemerintah perlu dan mungkin kirim pasukan perdamaian, maka Komisi I akan mendukung," tegas Yusron Ihza Mahendra.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008