Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Polisi Pakistan hari Kamis menangkap 18 orang yang diduga militan asing di sebuah daerah suku di dekat kota Peshawar di wilayah baratlaut negara itu, kata seorang pejabat. Orang-orang itu sedang bergerak keluar dari daerah Darra Adam Khel dengan dua kendaraan ketika mereka ditangkap oleh polisi di sebuah pos pemeriksaan. "Kami menangkap warganegara asing keturunan Uzbek yang dari penampilan mereka tampak seperti militan," kata pejabat kepolisian setempat Lal Farid Khan kepada AFP. Khan mengatakan, polisi tidak menemukan senjata pada orang-orang berjenggot ini, yang hanya bisa berbicara bahasa Persia. "Polisi menginterogasi orang-orang ini untuk mengetahui mengapa mereka pergi ke Darra Adam Khel dan ke mana tujuan mereka selanjutnya," tambahnya. Penangkapan orang-orang itu dilakukan beberapa jam setelah seorang penyerang bom bunuh diri menabrakkan kendaraannya yang berisi peledak ke sebuah kantor polisi di Lembah Swat, kawasan bergolak di Pakistan baratlaut, menewaskan empat orang dan menghancurkan bangunan itu. Kawasan suku Pakistan dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan. Militer Pakistan mengatakan, lebih dari 1.000 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di daerah suku Bajaur pada awal Agustus, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir. Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008