Jangan bilang teror, kita harus berfikir positif. Habitat mereka terganggu
Cibinong, Bogor (ANTARA) - Camat Bojonggede Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Dace Hatomi mengaku keberatan atas viralnya istilah 'Teror Ular' di salah salah satu perumahan yang ada di wilayahnya, lantaran ditemukannya puluhan anak ular kobra sejak satu pekan lalu.
"Jangan bilang teror, kita harus berfikir positif. Habitat mereka terganggu, jangankan hewan, saya aja misalkan di Jakarta kalau habitat saya diganggu saya pindah ke Bogor," ujarnya saat diwawancarai di komplek Pemda, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat petang.
Menurutnya, puluhan ular kobra itu merasa tak nyaman di habitatnya, sehingga memilih pindah ke permukiman. Ia mengatakan, permukiman yang kini banyak ditemukan ular pun tergolong kumuh.
Baca juga: Damkar Jaktim evakuasi kobra dalam rumah
"Di perumahan itu banyak genteng yang berserakan, mungkin saja kan bisa berhabitat di situ, itu juga kan sarang ular, lokasinya di situ itu kumuh liat saja deh," beber Dace.
Ia menerangkan bahwa sebelum dibangun menjadi perumahan, kawasan di Desa Ragajaya itu merupakan semak belukar. Menurutnya, hal tersebut juga tak menutup kemungkinan penyebab salah satu faktor bermunculannya anak ular kobra.
Dace menerangkan, hingga Kamis kemarin (12/12), sedikitnya sudah ada 34 anak ular kobra ditemukan di Perumahan Royal Citayam Bojonggede. Puluhan anak ular dengan panjang 20 sentimeter hingga 30 sentimeter itu ditemukan secara beruntun dalam waktu sepekan di rumah-rumah warga hingga fasos fasum perumahan.
Baca juga: Pengamat ungkap siklus satwa liar masuk permukiman
Selama ini, warga dibantu oleh petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bogor dan komunitas reptil untuk menangkap puluhan anak ular kobra yang membuat resah masyarakat.
"Kita memfasilitasi untuk meminta bantuan ke Damkar dan Komunitas Reptil. Terus terang kalau dari kantor kecamatan sendiri tidak ada petugas khusus teknis yang menangani itu, tidak ada," kata Dace.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019