Kami tetap akan menjaga defisit ada di kisaran yang sudah disampaikan di 2,2 persen. Kami akan jaga di sekitar itu dan itu kami optimis.

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 tidak akan melebar dari proyeksi awal yaitu 2,2 persen meski penerimaan pajak hingga kini masih 72 persen.

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mencatat hingga akhir November penerimaan pajak baru mencapai Rp1.136 triliun atau 72 persen dari target APBN 2019 yaitu Rp1.577,5 triliun.

“Kami tetap akan menjaga defisit ada di kisaran yang sudah disampaikan di 2,2 persen. Kami akan jaga di sekitar itu dan itu kami optimis,” kata Menkeu di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat.

Sri Mulyani mengatakan bahwa pihaknya akan mengoptimalkan seluruh sumber penerimaan selama sisa waktu dua minggu ke depan seperti belanja, bea cukai, dividen hingga penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

“Pokoknya nanti kami selesaikan seluruhnya dua minggu ini akan kami lihat pergerakan dari seluruh belanja yang bisa confirm, yang tidak bisa confirm, yang bisa cair, yang tidak bisa cair,” katanya.

Baca juga: BI proyeksi defisit transaksi berjalan 2019 menurun ke 2,7 persen PDB

Menurutnya, dua pekan ini dari sisi belanja negara sudah bagus dan meningkat sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi serta memperbaiki perlemahan yang sempat terjadi.

“Kita lihat semuanya dua minggu ini intensitas kita adalah semuanya. Kemarin perlemahan ini cukup tertolong dengan peningkatan dari pencairan belanja,” ujarnya.

Sri Mulyani pun berharap terjaganya defisit serta momenteum ekonomi yang positif ini dapat terus berlanjut sebab beberapa negara seperti India pada kuartal III-2019 mengalami penurunan yang cukup tajam.

“Kami berharap momentum ekonomi akan tetap positif karena kalau melihat seluruh dunia, bahkan India di kuartal III sudah sangat lemah jadi kita harus waspada terkait itu,” ujarnya.
Baca juga: Sri Mulyani ungkap harapannya pada Ikatan Ahli Ekonomi Islam

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019