Bangkok, (ANTARA News) - Lebih dari 400 warga Thailand telah meninggalkan Kamboja setelah terjadi bentrokan perbtasan yang mematikan antara tentara kedua negara, kata seorang jurubicara kementerian luar negeri Kamis. Tidak ada rencana evakuasi resmi diberlakukan, namun kementerian luar negeri Thailand telah menyerukan kepada semua orang Thailand yang tidak punya urusan penting kembali ke negaranya, demikian diwartakan Reuters. Jurubicara Tharit Charungvat mengatakan, bahwa 432 dari sekitar 1.500 warga Thailand yang ada di Kamboja sejauh ini telah memperhatikan peringatan itu. "Kami telah meyakinkan mereka agar kembali pulang dengan menggunakan penerbangan Thai Airways," kata Tharit. Ia menambahkan bahwa mereka telah tiba di Thailand, Rabu. Pesawat-pesawat transportasi militer hingga kini masih siap-siaga jika ada rencana evakuasi yang perlu dilaksanakan, katanya menambahkan. Dua tentara Kamboja tewas dan seorang dari masing-masing pihak terluka Rabu, setelah sengketa yang telah berlangsung tiga bulan atas sebidang tanah di dekat candi kuno Kamboja Preah Vihear itu bergejolak menjadi bentrokan senjata. Para pejabat senior militer dari kedua pihak Kamis duduk bersama dan berusaha untuk meredakan ketegangan-ketegangan. Namun, masih ada ketakutan-ketakutan di ibukota Kamboja akan terulangnya aksi kerusuhan anti Thailand yang pernah pecah pada Januari 2003. Sengketa atas kepemilikan satu candi lainnya juga memicu aksi kerusuhan semalam di Phnom Penh, yang memperlihatkan kedutaan Thailand dan beberapa usaha milik warga Thailand dibakar dan dijarah, yang mendorong pesawat-pesawat militer Thailand terbang untuk menyelamatkan warga negara mereka. Kamboja dan Thailand belum lama telah menikmati hubungan-hubungan baik, dengan banyak pengusaha Thailand yang menanamkan modal di negara tetangganya itu, pada saat pertumbuhan ekonomi di sana mencapai dua kali lipat.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008