Abuja (ANTARA News) - Eksportir minyak terkemuka Afrika, Nigeria, mengkhawatirkan anjloknya harga minyak, kata Menteri Perminyakan Odein Ajumogabia kepada AFP, Rabu.
"Tentu kami khawatir karena anggaran kami berbasis pada harga patokan minyak dan kami telah mencoba dan menjamin agar kami mampu emenuhi anggaran kami. Jika harga turun di bawah budget, akan ada konsekuensinya. Tentu hal ini menjadi kekhawatiran seluruh negara produsen minyak."
Menurut media lokal, harga minyak mentah patokan di anggaran Nigeria 2009 adalah 62 dolar per barel. Angka resmi diperkirakan diumumkan pada Jumat.
Harga minyak, yang sempat menyentuh rekor tinggi 147 dolar pada pertengahan Juli lalu, kini merosot tajam ke angka di atas 70 dolar per barel.
Adjumogobia menolak mengatakan opsi Nigeria akan disampaikan pada pertemuan luar biasa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada November mendatang.
Harga minyak turun di bawah 71 dolar, Rabu, tingkat terendahnya dalam 13 bulan terakhir, karena kekhawatiran terhadap resesi telah meningkatkan kecemasan terhadap turunnya permintaan energi, kata analis.
Krisis finansial global telah berdampak pada penurunan permintaan minyak dunia, meskipun pengaruh pada negara-negara sedang tumbuh belum jelas, kata OPEC, Rabu.
OPEC menurunkan estimasi pertumbuhan dalam permintaan tahun ini dan belum mengeluarkan estimasi untuk 2009, terutama disebabkan penurunan tajam dalam permintaan di Amerika Serikat, pasar energi terbesar dunia.
Minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman Nopember turun menjadi 70,70 dolar per barel -- tingkat terendah sejak Agustus 2007--sebelum pemulihan ke 70,93 dolar, turun 3,60 dolar di banding penutupan Selasa.
Kontrak utama New York minyak mentah jenis light sweet pengiriman November turun 3,40 dolar menjadi 75,23 dolar per barel setelah turun pada perdagangan sehari itu pada posisi 74,92 dolar per barel.
Minyak mentah Brent turun dengan lebih dari setengah dari rekor tinggi yang dicapai pada Juli lalu pada posisi 147,50 dolar per barel, ketika harga minyak mentah meroket, antara lain dipicu kekhawatiran kemungkinan kacaunya pasokan. (*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008